Friday 29 June 2012

Aku dan Pencinta Alam

"kamu pencinta alam?"
"hmm.. gimana yaa mas.bisa dibilang begitu sih"
"suka naik gunung?
"begitulah,,alhamdulilah sudah pernah naik beberapa kali"

nah itulah sedikit percakapanku dengan seorang di tempat magangku di kebun teh Gunung Mas, Cisarua, Bogor..waktu orang itu tau aku bawa sepatu boot gunung dan carrier langsung di judge sebagai seorang pencinta alam..

Rupanya dia juga salah satu penggiat alam bebas, peralatannya pun juga di bilang cukup lengkap,mulai tenda, boot, carrier 30 sama 80 lt, trangia,,dan juga pernah mandaki sampai ke Rinjani (prok prok pprok)

Tapi yang mau aku bahas disini sob adalah...

"apa sih sebenarnya pencinta alam itu.??"


Pecinta alam secara umum dapat didefenisikan sebagai orang-orang yang mencintai dan peduli terhadap alam (kalau mencintai cewek namanya Pencinta Wanita,hehe). Namun, defenisi pecinta alam tidak berhenti sampai disitu. Seorang pecinta alam selain yang didefenisakan di atas, ialah orang-orang yang senantiasa berusaha untuk meningkatkan kecintaan dan kepeduliannya terhadap alam.

Ada pepatah mengatakan, “Tak kenal maka ta'aruf”,eh maksudnya "Tak kenal maka tak sayang", rasanya pepatah tersebut sangatlah benar. Seseorang tidak dapat mencintai sesuatu tanpa mengenal objeknya. Maka, untuk meningkatkan kecintaan terhadap alam maka seorang pecinta alam wajib untuk mengenal alam itu sendiri.

Mengenal berbeda dengan hanya mengetahui. Mengenal berarti mengetahui lebih dalam. Untuk bisa mengenal sebuah objek, tidak cukup dengan hanya mendengarkan informasi namun harus bertemu, melihat, akrab dan lebih intim dengan objeknya. 

Bagaimana seorang pecinta alam dapat mengenal alam beserta isinya?

Jawabannya sudah jelas, mendaki, lintas alam, jelajah hutan, panjat tebing, susur goa, menyelam, dan sebagainya. Dengan melakukan hal tersebut timbullah perasaan kecintaan terhadap alam yang indah sehingga muncul pula tindakan untuk melindunginya, (misalnya: penghijauan, operasi bersih, dsb). nah inilah yang membedakan pecinta alam dengan orang yang mengaku pecinta alam.

Tapi yang sangat aku sayangkan belakangan banyak kita jumpai adalah banyak para pencinta alam yang lebih banyak mengejar gengsi dan presise semata, dengan "adu keren" gear yang mereka miliki, seperti yang dicuplik di percakapnku ini..

"udah punya tr*ngia??"
"rencana aku mau cari nesting eig*r aja mas,,itu aja masih kemahalan,hehe...kompor lipet alhamdulillah udah ada itu jg warisan,hehe"
"wah daripada pake eig*r mending sekalian pake tr*ngia aja sob,,carriernya pake apa?,nah kalo eig*r cocok tuh"
"saya mah beli yang made in bandung mas"
"emang bagus gitu,,kuat buat bawa barang"
"zzzzz....."
(wah-wah,ini pencinta alam kok jadi ngomongin gear kalau udah gini jadi males ngelanjutin ngobrolnya)

Memang sih tidak dipungkiri gear juga penting buat kegiatan alam bebas, untuk menunjang kenyamanan dan savety selama melakukan kegiatan ke-pencinta alam-an,,tapi bukan berarti seorang pencinta alam harus dan wajib mengejar gear ini itu dengan kualitas nomor wahid.

Buat aku gear itu hanya alat, kita lah yang lebih tau apa yang kita butuhkan saat di alam bebas..
pernah suatu ketika saat aku mau naik ke Pangrango temen-temen kebingungan cari pinjeman nesting,,saat orang-orang menganggap itu hal yang penting,aku berfikir kenapa gak bawa panci kecil?,toh fungsinya juga sama buat masak air dan mentok-mentok buat masak mie.

"Kegiatan pencinta alam = Hobi mahal"

Eits,hal itu gak berlaku buat aku sob..

Jadi seorang pencinta alam gak harus merogoh kocek dalem-dalem kok..
asalkan kita balik lagi ke makna sebenarnya dari seorang pencinta alam, "mencintai dan peduli terhadap alam"..

kita menyususri indahnya pematang sawah dan menjaga keasriannya itulah pencinta alam,,
kita menikmati sejuknya air sungai dan menjaga kebersihannya itulah pencinta alam,,
kita menghirup udara dan deburan ombak ditepi pantai lalu mengambil setiap sampah yang ada itulah pencinta alam..

Tapi sayangnya saat ini kok seolah-olah hobi pencinta alam selalu identik dengan "naik gunung",,
dan apa yang kita dapati disana..??
banyak sekali pencinta alam jadi terjebak dengan prestise semata, alias mengejar gengsi setinggi-tingginya dan seolah tak mau kalah serta terus berambisi menakhlukkan gunung-gunung yang ada..padahal dalam mendaki gunung tak ada gelar juara

Memang bener sih kepuasan pernah menjejakkan kaki di puncak tertinggi itu tak bisa di beli dengan apapun (bisa sih naik helikopter,,tapi kepuasan dalam mencapinya gak akan kita dapat),,tapi bukan berarti dengan kita mendapat sesuatu yang lebih jadi memandang yang lain dengan sebelah mata..


Mohon maaf sebelumnya kalau aku juga melihat percakapan tersebut sebalah mata (mohon maaf buat yang namanya di samarkan),,aku melihat kok seolah-olah keindahan itu hanya sebatas visual semata sehingga setelah melihat visual yang lebih indah melihat yang lain kalah bagus, padahal mata hati kan juga ikut menikmati keindahan alam..

keindahan itu relatif maka aku lebih suka berpendapat bahwa semua itu indah tergantung kita melihatnya dari sisi mana,,dan dari pada yang di kasih tau kecewa aku sih mending bilang "udah dateng aja dan buktikan sendiri"..

Segala sesuatu yang indah,yang diciptakan Allah bukankah itu untuk kita syukuri keindahannya dan untuk dijaga??..aku sebagai manusia normal masih saja terjebak dengan sifat sombong dan ujub yang tersembunyi seperti itu..mungkin apa yang kita katakan terlihat biasa saja,,tapi belum tentu bagi lawan bicara yang ada di depan kita (hati-hati dalam berucap,,jaga mulut karena dia bisa menjadi pedang yang siap menyayat saudaramu)

kalau menurut sahabat epicentrum bagaimana..?? (jawab di komen aja ya..:)

nah itu tadi sedikit goresan kecil yang bisa aku bagi,,jadi jika di tanya apakah aku pencinta alam aku jawab "YA" karena aku selalu menyimpan sampah di dalam tas saat tak menemukan tong sampah,,karena aku selalu mensyukuri nikmat keindahan dari Nya,,karena aku juga suka dengan alam..:) (mohon maaf kalau dikira sombong, hanya ingin temen-temen juga bisa seperti itu)

Dan sedikit pesan buat temen-temen semua khususnya pencinta alam,,ingat sob jangan samapi kita terjebak dengan hal-hal yang seperti aku katakan tadi,,terjebak dengan gear, prestise, ambisi, atau apapun yang justru melupakan makna Pencinta alam yang sesungguhnya..

Kami adalah manusia – manusia yang tidak percaya pada slogan Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itu Kami naik gunung” (Soe Hok Gie).

Wassalamualaikum..

2 comments:

  1. masuk akal juga penafsirannya soal pencinta alam...

    ReplyDelete
  2. super sekali bapak ini :D

    setuju itu..mencintai alam tidak harus mahal.
    percuma dong, bawa gear ber'merk' ujung2nya ninggalin sampah di gunung *geleng2

    ReplyDelete

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM