Friday 23 December 2011

Bagian-Bagian Kamera DSLR (Bagian 3)



Komponen Dasar Kamera DSLR (Bagian 4)

Sensor Gambar Digital (Digital Image Sensor)

Ketika cahaya yang dipantulkan dari objek melewati lensa dan Aperture, gambar dari objek tersebut akan ditangkap oleh sensor gambar digital. Sensor tersebut merupakan suatu chip di dalam kamera yang terdiri dari jutaan elemen individu yang mempunyai kemampuan untuk menangkap cahaya.

Tipe Umum Sensor Gambar Digital

1. CCD (Charge-Couple Device)
Sensor CCD awalnya dikembangkan untuk kamera video. Sensor CCD merekam gambar pixel demi pixel dan baris demi baris. Informasi tegangan dari setiap elemen dalam baris diteruskan sebelum turun ke baris berikutnya, hanya satu baris yang aktif pada suatu waktu. CCD tidak mengubah informasi tegangan menjadi data digital dengan sendirinya, perlu tambahan sirkuit di kamera untuk mendigitalkan informasi tegangan sebelum mentransfer data ke perangkat penyimpanan.
Sensor CCD

Prinsip kerja CCD:Dalam digital imaging, ketika gelombang cahaya yang masuk kamera difokuskan pada sensor yang mengubah cahaya menjadi muatan listrik, gambar terbentuk. Bagaimana proses ini memisahkan warna? Cahaya yang memasuki kamera adalah cahaya putih normal yang mengandung semua panjang gelombang, dalam mekanisme nya panjang gelombang ini akan dipisahkan oleh filter berdasarkan RGB dasar (merah-hijau-biru). Informasi ini dibaca baris demi baris dan piksel demi piksel, oleh karena itu, waktu proses yang diperlukan adalah sedikit lebih lama, tapi sangat akurat.

Sensor CCD dan Sensor CMOS


2. CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor)
Sensor CMOS mampu merekam seluruh gambar yang disediakan oleh elemen sensitif cahaya secara paralel (dasarnya semua sekaligus), mengakibatkan tingkat transfer data yang lebih tinggi ke perangkat penyimpanan. Sirkuit tambahan ditambahkan untuk setiap elemen individu untuk mengkonversi informasi tegangan ke data digital. Sebuah mikrolensa kecil berwarna dipasang pada setiap elemen untuk meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan warna cahaya.
Sensor CMOS

Prinsip kerja CMOS:
Sebuah sensor CMOS, tidak mengubah gelombang cahaya menjadi muatan listrik pada sebuah chip yang berbeda, tetapi mengubah foton menjadi elektron dengan mengolah data pada saat itu juga (dan bukan pada chip lain). Dengan menggunakan amplifier, sensor ini lebih cepat dari CCD. Namun, fakta bahwa tidak semua converter dan amplifier bekerja di efisiensi yang berbeda, dapat menyebabkan noise.
Sementara CMOS kebanyakan menggunakan sistem RGB filtrasi yang sama, ada juga teknologi revolusioner baru yang disebut Foveon (Sigma mulai menggunakannya, tetapi di produsen lebih masa depan akan memperkenalkan model berbasis pada teknologi ini), yang menggunakan sifat-sifat silikon itu sendiri untuk menyaring warna spektrum cahaya.

Perbedaan Sensor CCD dan CMOS

Sensor CCD
Sensor CCD lebih banyak digunakan di kamera yang fokus pada gambar yang high-quality dengan pixel yang besar dan sensitivitas cahaya yang baik.
Plus :
- Telah diproduksi masal dalam jangka waktu yang lama sehingga teknologinya lebih matang.
- Kualitasnya lebih tinggi dan lebih banyak pixelnya
- Low noise
- Desain sensor nya sederhana (lebih murah)
- Sensitivitas cahaya yang baik (termasuk dynamic range)
- Tiap piksel punya kinerja yang sama (uniform)
Minus :
- Desain sistem keseluruhan (CCD plus ADC) lebih rumit
- Boros daya, lebih kurang 100 kali lebih besar dibandingkan sensor CMOS
- Kecepatan proses keseluruhan lebih lambat dibanding CMOS
- Sensitif terhadap smearing atau blooming (kebocoran pixel) saat menangkap cahaya terang

Sensor CMOS
Sensor CMOS lebih ke kualitas dibawahnya, resolusi dan sensitivitas cahaya yang lebih rendah. Akan tetapi pada saat ini sensor CMOS telah berkembang hampir menyamai kemampuan sensor CCD.
Plus :
- Praktis, keping sensor sudah termasuk rangkaian ADC (camera on a chip)
- Hemat daya berkat integrasi sistem
- Kecepatan proses responsif (berkat parralel readout structure)
- Tiap piksel punya transistor sendiri sehingga terhindar dari masalah smearing atau blooming
- CMOS dapat dipabrikasi dengan cara produksi mikroprosesor yang umum sehingga lebih murah dibandingkan sensor CCD
Minus :
- Lebih besar kemungkinan untuk noise
- Sensitivitas terhadap cahaya lebih rendah karena setiap piksel terdapat beberapa transistor yang saling berdekatan.
- Pixel yang mampu mengeluarkan tegangan sendiri kurang baik dalam hal keseragaman kinerja (uniformity).


Sumber: Belajar Fotografi Otodidak

Thursday 22 December 2011

Bagian-Bagian Kamera DSLR (Bagian 2)



Diafragma (Aperture) atau Bukaan Lensa
Aperture adalah bukaan pada lensa untuk mengatur volume cahaya yang masuk menuju sensor gambar digital. Eksposure dari sebuah gambar ditentukan oleh kombinasi kecepatan rana (Shutter Speed) dan bukaan Aperture. Bukaan Aperture yang besar akan memberikan cahaya lebih banyak melewati lensa. Aperture diukur dalam f-stop dan setiap stop melambangkan jumlah cahaya yang diterima. Aperture jika dikombinasikan dengan Focal Length akan menentukan ketajaman dari gambar yang dihasilkan (Depth of Field).
Diafragma (Aperture) sebuah lensa

f-stop
Fotografer melakukan penyesuaian bukaan Aperture dengan mengatur f-stop. f-stop merupakan rasio dari focal length lensa terhadap diameter bukaan Aperture. 
Sebagai contoh, lensa dengan focal length 50mm dan diameter bukaan Aperture 12.5mm akan menghasilkan nilai f-stop f4 (50 ÷ 12.5 = 4). Jadi semakin besar nilai numerik f-stop, bukaan Aperture semakin kecil. Contoh jika di set f2 maka bukaan Aperture adalah besar dan jika di set f22 maka bukaan Aperture adalah kecil.

Aperture Lensa dalam f-stop
f-stop dan tingkat pencahayaan

Ketajaman Gambar (Depth of Field, DoF)
DoF adalah bidang gambar yang fokus dari latar depan (foreground) dan latar belakang (background) yang ditentukan oleh kombinasi kombinasi bukaan Aperture dan Focal Length lensa. Aperture yang kecil akan menghasilkan DoF yang lebih besar. Misal jika Aperture di set f2 maka akan menghasilkan ruang tajam yang kecil, artinya fokus yang ditangkap kamera hanya tertuju pada objek itu sendiri sementara foreground dan background nya akan blur. Jika Aperture di set f22 maka akan menghasilkan ruang tajam yang besar, artinya fokus akan didapat pada foreground, background dan objek itu sendiri.

Apperture f2 (background terlihat blur)
Apperture f22 (background dan objek terlihat mempunyai fokus yang sama)

Kesimpulannya, ketajaman gambar (DoF) bergantung kepada:
  • Aperture, semakin kecil Aperture semakin besar DoF.
  • Focal Length, semakin panjang Focal Length semakin kecil DoF.
  • Jarak pemotretan, semakin dekat jarak pemotretan semakin kecil DoF.

Shutter (Rana)
Shutter adalah suatu mekanisme untuk mengontrol durasi cahaya yang masuk ke kamera menuju sensor gambar digital yang diaktifkan ketika menekan tombol untuk memotret. Ketika kamera dalam keadaan diam, maka shutter akan menutupi semua bagian sensor dan posisi cermin pantul (reflexing mirror) ke arah bawah sehingga mata dapat melihat objek yang akan di foto. Ketika tombol untuk memotret ditekan, maka posisi cermin pantul menutup keatas dan bersamaan dengan itu Shutter akan membuka dan membiarkan cahaya masuk menuju sensor.

Kamera pada saat diam



Kamera pada saat tombol untuk memotret ditekan

Lamanya durasi cahaya yang masuk disebut dengan Shutter Speed, satuannya dalam rentang detik dan 1/sekian detik. Biasanya diset dalam interval “1 stop“, sama halnya dengan aperture, setiap penambahan 1 stop berarti jumlah cahaya yang masuk menjadi 2 kalinya dan sebaliknya setiap pengurangan 1 stop berarti jumlah cahaya yang masuk menjadi ½ kalinya. Range intervalnya adalah sebagai berikut:
…1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2 ,1, 2, 4, 8, 15, 30….
Semakin ke kiri berarti semakin cepat kecepatan shutternya dan semakin sedikit cahaya yang bisa masuk, sebaliknya semakin ke kanan, berarti semakin lambat kecepatan shutternya dan semakin banyak cahaya yang masuk.
Slow Shutter Speed
Teknik ini menggunakan Shutter Speed yang rendah (angka yang besar), biasa digunakan untuk kondisi pencahayaan yang kurang. Shutter nya dibiarkan terbuka lebih lama agar cahaya yang masuk semakin banyak untuk menghasilkan objek yang diinginkan. Pada Slow Shutter Speed disarankan untuk menggunakan tripod untuk mencegah kamera goyang pada saat pengambilan gambar yang akan menghasilkan gambar yang blur atau berbayang.
High Shutter Speed
Pada teknik ini Shutter Speed berkecepatan tinggi (angka yang kecil), teknik ini berguna untuk menagkap suatu momen dengan cepat, biasanya digunkan untuk fotografi olahraga, satwa, dll.


Hasil Foto dengan berbagai Shutter Speed

Wednesday 21 December 2011

Bagian-Bagian Kamera DSLR (Bagian 1)


Komponen dasar yang terdapat pada kamera DSLR (sebagian terdapat juga pada kamera Rangefinder), yaitu:
- Lensa
- Diafragma (Aperture)
- Rana (Shutter)
- Sensor gambar digital (Digital Image Sensor)
- Memory Card
- Layar LCD
- Flash eksternal
- Jendela bidik (viewfinder)

Lensa
Sebuah lensa merupakan serangkaian elemen canggih yang biasanya terbuat dari kaca. Lensa dibentuk untuk membiaskan dan memfokuskan pantulan cahaya dari objek pada titik-titik tertentu. Sebelum membentuk gambar, interaksi pertama dengan pantulan cahaya yang datang dari objek adalah melalui sebuah lensa kamera.

Jenis-Jenis Lensa Secara Umum:
Meskipun ada banyak sub kategori jenis lensa, pada dasarnya jenis lensa yang umum dikenal adalahtele, wideanglezoom, dan prima. Semua lensa ini melakukan fungsi dasar yang sama yaitu menangkap cahaya reflektif dari subjek dan memfokuskan pada sensor gambar namun caramengirimkan cahaya yang dipantulkan objek berbeda.
  1. Lensa Tele; Karakteristik dari lensa ini adalah mendekatkan objek tetapi mempersempit sudut pandang. Lensa ini biasanya digunakan oleh fotografer olahraga dan fotografer binatang liar untuk mengambil objek foto yang jaraknya jauh.
Lensa Tele

  1. Lensa Sudut Lebar (Wide Angle); Lensa ini kebalikan dari lensa tele yaitu lensa yang mempunyai focal length pendek. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya dan dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit.
    Lensa Wide Angle
    
  2. Lensa Zoom; Lensa zoom memiliki kemampuan untuk mengubah focal length dari wide angle ke standar dan dari standar ke zoom sehingga sangat fleksibel untuk digunakan karena memiliki rentang focal length yang cukup lebar. Lensa jenis ini di kenal juga sebagai lensa sapu jagad, akan tetapi lensa ini rawan getar, maka dari itu lensa zoom yang memiliki Image Stabilization sangat dianjurkan. 
    Lensa Zoom
    
  3. Lensa Prime atau Fixed Lens; Lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa menggunakan zoom. Untuk yang baru belajar fotografi, lensa prime lensa yan baik untuk belajar karena Anda dipaksa untuk bergerak dan mengambil sudut pandang yang lebih baik
Lensa Prime

Sumber: Belajar Fotografi Otodidak

Tuesday 20 December 2011

Cara Kamera Digital Menangkap Objek



Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film atau sensor gambar digital.Ada beberapa alasan mengapa orang-orang mengambil foto suatu objek diantaranya untuk keperluan jurnalistik, untuk keperluan ilmiah, periklanan, sekedar hobi, keperluan artistik, dll. Apapun alasan Anda untuk mengambil foto suatu objek, pemahaman tentang cara kamera bekerja dapat meningkatkan skill dan kualitas foto yang Anda ambil. 

Tipe Kamera Digital
Dalam bentuk yang paling dasar, sebuah kamera digital adalah sebuah perangkat fotografi yang terdiri dari kotak kedap cahaya dengan lensa di salah satu ujung dan sebuah sensor gambar digital.Kemajuan dalam fotografi digital yang cepat saat ini menyediakan fitur-fitur yang lebih canggih dan dapat menjadi pilihan sebagai tantangan untuk menguasai dunia fotografi digital.
Berdasarkan cara menangkap objek foto kamera digital dibagi menjadi digital single-lens reflex (DSLR) dan kamera digital rangefinder.

Kamera Digital Single-Lense Reflex (DSLR)

Pada kamera jenis ini terdapat cermin datar (reflexing mirror) dibelakang lensa yang berfungsi untuk memantulkan cahaya yang masuk melalui lensa menuju viewfinder (jendela bidik). Saat cahaya melewati lensa kamera, cahaya tersebut jatuh ke cermin datar kemudian dipantulkan keprisma dan diteruskan ke jendela bidik sehingga gambar yang terlihat di jendela bidik sesuai dengangambar yang sebenarnya. Ketika gambar diambil, cermin datar nya bergerak naik sehingga rana (Shutter) terbuka dan sensor gambar digital akan ter-ekspos untuk menangkap gambar yang terlihat di viewfinder.
Kamera DSLR

Kamera Digital Rangefinder

Ada 2 jenis kamera Digital Rangefinder: Kamera Coincident Rangefinder dan Kamera Point-and-Shot.
  • Kamera Coincident Rangefinder
Tidak seperti kamera DSLR, kamera jenis ini tidak memungkinkan fotografer untuk melihat objek melalui lensa tetapi menggunakan cermin atau prisma untuk menyatukan gambar yang dilihat melalui viewfinder dan pembidik yang kedua untuk menfokuskan objek. Fotografer akan melihat dua gambar yang bertumpuk satu sama lain di viewfinder dan gambar tidak akan fokus hingga ke dua gambar tersebut menyatu. Keuntungan menggunakan kamera Coincident Rangefinder ini dibandingkan dengan kamera DSLR adalah berkurangnya kamera goyang pada saat mengambil gambar akibat getaran pada cermin pemantul (reflexing mirror). Kamera goyang atau getaran cermin pemantul ditemui pada kamera DSLR sedangkan pada kamera Coincident Rangefinder tidak ditemukan.
 
Kamera Coincident Rangefinder
  
Contoh Kamera Coincident Rangefinder (Leica M7)
  
  • Kamera Point-and-Shoot
Pada dasarnya kamera Point-and-Shoot mengambil objek gambar tanpa melakukan pengaturan secara manual pada kamera seperti Aperture, Shutter Speed, Focus dan pengaturan lainnya yang dilakukan oleh rutin dilakukan fotografer profesional dengan kamera yang canggih. Kamera Point-and-Shoot secara umum ringan dan kecil, mempunyai flash otomatis yang built-in, tidak ada pengaturan fokus secara manual dan menyertakan layar LCD yang memungkinkan untuk melihat object secara langsung melalui lensa dan image sensor. Dalam bahasa umum kamera jenis ini sering disebut "kamera saku/ kamera poket".
Kamera Point-and-Shoot




Sumber: Belajar Fotografi Otodidak

Saturday 17 December 2011

Jenis - Jenis Kamera


Berikut Jenis jenis kamera

1. Kamera 35mm


35mm adalah format film kecil dengan ukuran bagian sensitif cahaya 24x36mm untuk setiap pengambilan, walaupun beberapa kameramemiliki kemampuan untuk membaginya dua untuk keperluan efisiensi.

35mm biasanya dikemas dalam selongsong tabung kecil, umumnya untuk 24 dan 36 kali pengambilan gambar. Kualitasnya tidak setara dengan film format menengah (medium format) dan format lebar (large format), tetapi sangat praktis.

Film keluar dari tabung lewat lubang kedap cahaya - lubang berbentuk garis kecil dengan kain penyerap cahaya warna hitam. Tetapi tentu saja dibuat film dalam jumlah banyak (bulk) dan kemudian digulung sendiri dalam tabung pakai ulang. Hasilnya adalah rol film bisa lebih panjang dan lebih hemat.


    *SLR (Single Lens Reflex)

    * Kamera Range Finder



2. Medium Format


Medium format berukuran 2 - 4 x film 35mm, dengan demikian film ini menawarkan resolusi yang lebih tinggi daripada film biasa. Hal ini sangat penting terutama untuk faktor pembesaran dan gradasi yang halus tanpa adanya grain or blur noise yang sering kali terjadi saat melakukan pembesaran terhadap gambar yang dihasilkan oleh film format kecil. Juga karena adanya aspect ratio antara lain square (6x6 cm) dan rectangular (4.5x6 cm) yang sangat penting saat proses pencetakan gambar ke ukuran majalah. Oleh sebab itulah film jenis ini menjadi sangat populer untuk digunakan dalam studio photo or modeling photo. 

   * Medium Format Twin Lens Reflex



  * Medium Format SLR



 * Medium Format Range Finder


3. Large Format


Disebut view camera. Film 4x5 inch atau 8x10 inch. Digunakan untuk media cetak dengan ukuran sangat besar dengan kualitas sangat bagus.


Umumnya digunakan untuk keperluan khusussepertifoto udara dan foto arsitektur dengan jarak dekat tanpa menimbulkan distorsi.


Friday 16 December 2011

Istilah dalam Dunia Fotografi (J-O)



J
  • JIS : singkatan dari japan industrial standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di Jepang. 
  • Journalism photo : Foto jurnalistik, yaitu fotografi yang khusus menampilkan foto-foto yang mempunyai nilai berita. Bisa berupa benda, bahan, atau situasi kehidupan manusia yang menarik perhatian umum.
L
  • Landscape : Foto-foto mengenai bentangan alam. Di dalamnya terdapat unsur daratan, misalnya : perbukitan, lautan, pepohonan, atau persawahan 
  • Large Format Camera : Kamera format besar. Biasa disebut view camera, umumnya menggunakan film besar yang disebut “ sheet film “. Sebab kamera ini menggunakan film lembarean dan film 4 x 5 inci atau film 8 x 10 inci. Digunakan untuk pemotretan studio, mempunyai bukaan diafragma besar f:45 atau f: 90. Harus digunakan dengan bantuan tripod. Ruang tajam dan detail yang sangat baik membuat kamera ini sering digunakan untuk memotret benda mati (still life) yang dicetak dalam ukuran besar. Bisa juga untuk memotret landscape 
  • LCD : Singkatan dari Liquid Crystal Display 
  • LED : Singkatan dari Light Emiting Dioda. 
  • Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata. 
  • Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal. Cahya seperti ini akan menimbulkan efek flare (bintik cahaya putih) pada foto. 
  • Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya. Hal yang paling mempengaruhi kontras cahaya adalah besar kecilnya sumber cahya. 
  • Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan. 
  • Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu. 
  • Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya. 
  • LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
M
  • M : Manual. Pencahayaan biasa ynag dilakukan dengan mengukur dan mengatur segala hal yang terkait dalam pencahayaan secara manual. 
  • Macro : Makro. Pengertian makro dalam fotografi adalah saran untuk pemotretan jarak dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman objek(pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1), atau paling tidak setengah besar objek aslinya (1:2). Namun, lensa zoom yang mempunyai fasilitas menghasilkan rekaman objek seperempat besar benda aslinya (1:4) juga sudah bisa dikatakan makro. 
  • Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek). Umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan minim distorsi. 
  • Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
  • Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek. 
  • Medium format camera : Kamera format medium, yaitu jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam pembesaran cetakan. 
  • Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari. Bisa digunakan untuk pemotretan berobjek orang, kira2 sebatas pinggul keatas. 
  • Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot 
  • Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar 
  • Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu 
  • Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat. 
  • MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual. 
  • Microphotography : Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop. 
  • Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”
N
  • Nanometer : Satuan pengukur panjang gelombang 1 nanometer = 1 nm (sepermiliar meter) 
  • Nature Photography : Fotografi alam, yaitu fotografi yang menggambarkan dunia binatang atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam lingkungan aslinya. 
  • ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali. 
  • Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi. 
  • Non-reflex camera : kamera non refleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya adalah kamera kompak atau kamera langsung jadi (Polaroid) 
  • Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.
O
  • Obscura : Cikal bakal kamera zaman sekarang. Prinsipnya dalam sebuah kamar gelap yang tertutup lubang (pin hole). Jika kamera obscura dihadapkan ke benda yang diterangi cahaya, sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut akan tampak pada dinding yang berhadapan dengan lubang. 
  • Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik. 
  • Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb) 
  • Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam total. Bila kepekatan bagian ini melampaui batas, hasil cetak foto akan menjadi abu2; bagian high akan menjadi putih. 
  • Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas. 
  • Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis. Tujuannya agar pemotret dapat mengatur kamera secara manual.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM