Tuesday 20 March 2012

Mentadzaburi suatu “Keberhasilan yang Tertunda”


Pagi itu aku buka pintu laboratorium Patologi serangga langsung aku menuju sekumpulan ulat yang beberapa hari sebelumnya diinfeksi dengan virus,,dan kudapapati kumpulan ulat itu mati..

ya mereka mati..
itu memang yang aku harapkan,,tapi bukan itu masalahnya,,yang menjadi masalah adalah penyebab kematiaanya,,bukan karena virus yang aku infeksi sebelumnya seperti harapanku..tapi dengan melihat gejala kematiannya dan akupun mencium bau tak sedap yang muncul, langsung dapat ditebak dia mati bukan karena virus yang aku infeksi,tapi karena penyebab lain dan pasti bau tak sedap itu berasal dari bakteri pengurainya..


kuambil mikroskop dan kulihat pecahan tubuh si ulat,,benar saja aku tak menemukan “tubuh inklusi” (bentuk polyhedral) dari virus yang aku infeksi,,yang terlihat hanya pola-pola tak beraturan..

ya,,bisa dibilang aku “gagal” di percobaan pertama untuk produksi virus pathogen hama..

kegagalan bagi sebagian orang adalah sesuatu yang sangat tidak diharapkan kedatangannya..
bahkan yang lebih extreem ada pula menganggap suatu kegagalan adalah akhir hidupnya..
atau menurut mukadimah dari salah satu postingan temanku, menerima kegagalan itu seperti menelan sebuah pil pahit..

tapi dengan sedikit usaha untuk bersabar dan berfikir positif aku mencoba untuk memaknai sebuah kegagalan itu seperti “kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya”..


Kenapa bisa seperti itu??
seperti kita tahu bahwa sebelum menjadi kupu-kupu, seekor ulat harus berpuasa didalam kulit terakhirnya (kepompong),,dan jika usianya sudah cukup dia akan keluar dari pembungkusnya itu,,jika kita lihat perjuangannya saat keluar seolah banyak mengalami “kegagalan”..

Saat kupu-kupu akan keluar terlihat Tubuhnya yang mengkerut, sayap yang terlipat dan kusut, hingga tungkai yang tumpang tindih tak karuan,,yang jika secara kasat mata kita lihat seperti sebuah kegagalan bentuk dari kupu-kupu..dan bagi yang tak dapat mentazaburinya akan berfikir betapa tidak adilnya sang pencipta yang menbuat tubuh kupu-kupu yang abru keluar seperti ini..

tapi andai kita tahu lebih jauh,kita akan sadar bahwa itu bukanlah suatu “kegagalan” tapi hanyalah suatu “keberhasilan yang tertunda”,,karena hakikatnya pada saat kupu-kupu dalam keadaan “kegagalan bentuk” itu, dia sedang berusaha untuk menjadi seekor makhluk yang kuat,,yang kuat untuk berjalan dengan tungkai kecilnya,yang kuat terbang dengan sayap-sayapnya,kuat untuk hidup dengan tubuhnya yang mungil..

ya perjuangannya itulah yang yang akan membuat sang kupu-kupu itu siap menjadi seekor  makhluk cantik yang dapat terbang,,kerja kerasnya  untuk keluar dari kepompong melawan “kegagalan bentuk” nya itulah yang nantinya akan membuatnya menjadi makhluk yang kuat..karena saat dia berusaha untuk keluar,pada hakikatnya dia sedang mendistribusikan semua cairan hemolimphnya ke seluruh tubuhnya, untuk mengembangkan tubuhnya, melebarkan sayapnya, menguatkan tungkai-tungkainya..

tapi bayangkan jika dia tidak mau bekerja keras untuk keluar dan hanya pasrah dengan keadaannya itu,,maka bentuk tubuhnya akan tetap seperti itu, Tubuhnya akan tetap mengkerut, sayapnya akan tetap terlipat dan kusut, tungkai-tungkannya akan terus tumpang tindih tak karuan, karena cairan itu akan tetap terkumpul dan tak terdistribusi secara baik..

dan dari kupu-kupu lah aku belajar..

penelitianku yang menggunakan makhluk mungil ini sedikit banyak mengajarkan aku tentang arti hidup.
tentang bagamana menghadapi kegagalan..
tentang bagamana aku berjuang untuk menggapai mimpi-mimpiku..
tentang bagamana cara bekerja keras untuk membahagiakan kedua orang tuaku..

beberapa waktu yang lalu ibuku mengabarkan bahwa beberapa temanku yang kuliah di bidang keilmuan sosial telah banyak yang menyandang gelar sarjana..dan beberapa dari mereka sebentar lagi bersiap dengan jubah toga-nya mengkhatamkan pendidikan S1 nya..

di satu sisi aku tertekan,,karena itu adalah suatu bentuk pesan tersirat dari ibuku untuk aku bisa segera menyelesaikan sekolahku,,disisi lain aku termotivasi,,terbakar semangatku untuk segera menuntaskan pendidikanku di perguruan tinggi ini..

tapi mungkin bukan hari ini..
karena hari ini Allah masih mempersiapkan aku..
karena hari ini Allah masih mengajariku berjuang..
karena hari ini Allah masih sayang dengan ku,,dengan menunda sedikit keberhasilanku..

tapi aku berjanji untuk tidak menyerah,,seperti seekor kupu-kupu yang berjuang keluar dari kulit kepompongnya,,aku pun akan berjuang sekuat ragaku agar aku dapat berhasil menyelesaikan semua ini dengan usaha yang tak surut,,jika jatuh kucoba tuk bangun lagi,,jika terperosok kucoba tuk dapat bangkit kembali..

Bapak, ibu, maaf ku jika ku masih belum berhasil hari ini,,maafku jika masih belum bisa mengirim kabar baik dari penelitianku, tapi tunggu keberhasilanku nanti ,aku berjanji akan segera pulang dengan membawa sebuah senyum,,senyum keberhasilan,,senyum kebahagiaan dan kebanggaan untuk kalian..
Doa dan semangat dari bapak dan ibu selalu ku tunggu karena tanpa itu aku bukan apa-apa..

This post dedicated to my parent
Sebuah renungan bagi yang sedang melakukan penelitian tugas akhir dan mungkin Allah masih menunda kberhasilannya untuk sementara waktu,,yakinlah bahwa kegagalan bukan akhir segalanya tapiu hanyalah sebuah “keberhasilan yang tertunda”

1 comment:

  1. bahan renungan malam ini.
    jazakallah khair mas.

    eh, judulnya bnr tadzabur y?
    setahu Q, pake "tadabbur"
    CMIIW
    ^^d

    ReplyDelete

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM