Dalam pergaulan sehari-hari kita kerap menyatakan
bahwa janji itu adalah hutang, hutang yang harus kita bayar (kerjakan),
walau dalam kondisi apapun dan bagaimanapun, apa yang sudah kita
janjikan haruslah kita kerjakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kita
terhadap orang yang kita janjikan dan juga pertanggungjawaban kita
terhadap Allah SWT. Bahkan dalam hablum minan nas, tolok ukur
kepercayaan dan kepribadian seseorang dapat terlihat dari ketepatan dia
melaksanakan janjinya. orang yang bisa dipercaya tidak mungkin dia
sering melalaikan janjinya, dan sebaliknya, tidak mungkin orang bisa
mendapatkan kepercayaan apabila dia sering melalaikan janjinya.
Allah SWT telah berfirman, Dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya (QS Al-Isra’ ayat 34).
Semua janji yang telah kita ucapkan, hukumnya wajib untuk memenuhinya
(mengerjakannya), karena semua itu pasti akan diminta
pertanggungjawabannya. pertanggung jawaban ini tidak hanya dari orang
yang kita janjikan tetapi juga pertanggung jawaban dari oleh Allah SWT.
Allah SWT sangat membenci orang-orang yang melalaikan janji-janjinya
dan orang-orang yang mengatakan apa-apa tetapi tidak dikerjakannya. jika
dalam kehidupan sekarang ini, orang-orang itu biasa disebut OMDO (omong doang).
Dalam surat Al-Shaff ayat 2-3, Allah SWT berfirman, Wahai
orang-orang yang beriman! mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan ? (itu) sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Allah SWT sangat membenci orang-orang yang mudah mengumbar janji
tetapi tidak ditepati karena ini merupakan salah satu ciri orang
munafik. Pasti kita ingat bahwa sejak kecil kita diajar bahwa janji
adalah sesuatu yang suci. “Jangan berjanji bila kamu tidak dapat
menepatinya” adalah nasihat yang diturunkan dari orang tua dan
leluhur-leluhur kita. Mengapa? karena tidak menepati janji dapat membuat
kita kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang mengandalkan kita (di
sekitar kita). Kita cenderung untuk tidak mempercayai kata-kata
seseorang yang tidak dapat atau tidak bisa mewujudkan kata-kata dalam
tindakan. Menepati janji adalah bagian dari iman. Barangsiapa yang tidak
menjaga perjanjiannya maka orang tersebut sudah menjurus ke dalam
kemunafikan dan itu menjadi bukti atas rusaknya hati.
Menurut Hadits yang dituturkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, dituturkan
dari Abdullah bin ’Amr bin Al-’Ash r.a. bahwasannya Nabi SAW bersabda, ’Ada
empat perbuatan, siapa yang melakukannnya, maka dia adalah orang
munafik. Barang siapa yang melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan
itu, berarti telah melakukan salah satu dari perbuatan munafik sehingga
dia meninggalkannya. Yaitu, jika berkata dia dusta, jika berjanji dia
melanggar, jika dipercaya dia berkhianat, dan jika berdebat dia melampui
batas (ngotot).
Dari hadits tersebut diatas dapat diambil makna, bahwa ciri-ciri orang munafiq ada empat perbuatan, yaitu :
1. Jika berkata dia berdusta.
2. Jika berjanji dia melanggar (tidak ditepati).
3. Jika dipercaya dia berkhianat.
4. Jika berdebat dia melampui batas (ngotot).
2. Jika berjanji dia melanggar (tidak ditepati).
3. Jika dipercaya dia berkhianat.
4. Jika berdebat dia melampui batas (ngotot).
Jika kita sudah melakukan salah satu perbuatan dari empat perbuatan
diatas, berarti kita sudah melakukan perbuatan munafiq, dan bila kita
sudah melakukan empat perbuatan diatas, maka kita sudah termasuk kedalam
golongan orang-orang munafiq. orang-orang munafiq akan mendapatkan
siksa yang sangat pedih di akhirat nanti.
Memang, berusaha menepati janji, adalah hal yg selalu ingin kita
lakukan, dan terkadang banyak hal yang membuat kita berat untuk
memenuhinya. Janji bukan sekedar hutang yang perlu dilunasi, tetapi
terkandung jaminan kepastian yang menimbulkan harapan bagi semua
manusia. Menepati janji adalah cerminan kedewasaan hati dan pikiran.
Maka ada petuah bijak yang mengatakan “jangan berjanji jika tak sanggup
menepati”.
Pada akhir tulisan ini, marilah kita berdo’a, semoga Allah SWT
menjauhkan diri kita dan keluarga kita dari salah satu perbuatan yang
dapat menghantarkan kita kepada jurang kemunafiqan yakni dengan selalu
tepat dalam memenuhi janji-janji kita. Semoga Allah SWT mengampuni
segala dosa kita dan memasukkan kita serta keluarga kita ke dalam surga.
Amin Ya Mujibassa’ilin
Siiippp.....
ReplyDeletesemoga selalu bisa