Menapaki dingin menembus seberkas kabut putih
Menghujam ke bumi menahan beban diri
Melangkah tertatih dengan sejuta asa dalam hati
Menyibak sepi ditengah jalan terjal tak bertepi
Membelah malam, Menuju satu titik tertinggi
Ditengah rehat raga, tersirat secuil tanya dalam jiwa
Akankah dapat kuraih puncaknya pagi ini
Akankah ku dapat bertemu senyum mentari diatasmu
Berteman hangatnya secangkir coklat susu
Beralas rerumputan basah yang beradu dengan titk hujan
Berbayang gelapnya langit malam
Ku ukir arti sebuah persahabatan
Ku untai butiran mutiara-mutiara cinta
Ku rajut indahnya senyum persaudaraan
Di tengah temaram lentera tenda di sepertiga malam
Di sela teduh alam asa itu datang mejelma
Di antara rimbunnya dedaunan
Membahana di lebat rindang pepohonan
Saat kita bersama tapaki tanjakkan terjal
Kau genggam erat lenganku kawan
Senyum diujung bubirmu beri ku samangat tuk tetep melangkah
Terikanmu membuat asa ku tetap berkobar
Menjekakan kaki di titik tertinggi
Berteman guratan kabut putih yang meninggi
Bersanding deru asap belerang yang bersaksi
Di puncakmu ku cium indahnya bunga abadi
Di puncakumu kuteriakkan jutaan keceriaan
Puncak Gede pun menyisakan sepercik asa
Untuk ku dapat kembali mencumbui puncaknya
Bersama seorang yang separuh hatiku digenggamnya
Menikmati hangatnya teh melati
Menunggu terbitnya sang mentari
mantep je.
ReplyDeleteayoayo kita mampir ke gunung di sebelahnya (a.k.a Pangrango)
:D
siap kang masih ada waktu 1 bulan lebih untuk mempersiapkan fisik dan mental ke Pangrango..
ReplyDeletesemoga terlaksana..^_^