Friday, 13 August 2010

Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara Oleh Negara???

by Rizki Pradana on Sunday, August 9, 2009 at 9:34pm
repost dari FB


mungkin kalian semua akan bertanya2 kenapa di belakang pernyataan tersebut aku beri tanda tanya...
coba kita renungkan kalimat dalam satu ayat di UUD '45 yang tampak sangat "sepele" ini...

suatu saat dari atas gerbong KRL ekonomi yang melaju antara manggari tanah abang,,mataku seolah tak bisa lepas dari pemandangann miris yg terlihat di sisi kanan dan kiri rel kereta..
sebuah pemandangan yang sangat ironis terlihat disana..
diantara menjulangnya gedung pencakar langit dikawasan kuningan yang mewah,,banyak penduduk Indonesia yang hidup 2 meter dari rel kereta dengan bangunan rumah seadanya yang jauh dari kata layak...
Hidup menempel sekenannya di bantaran sungai ciliwung yang tentunya "selalu" meluap saat musim hujan tiba..
betapa lebih mengenaskan lagi mereka ada tinggal di bawah kolong dan pilar jembatatan layang yang diatasnya terbentang jalan protokol ibu kota,,kawasan Jalan Sudirman-Thamrin...

dimana NEGARA????
yang katanya menjamin kehidupan mereka....

pemandangan yang tak jauh berbeda terlihat sangat nyata di dalam gerbong ekonomi itu sendiri...
anak-anak usia sekolah tak lagi mengenakan seragamnya,,hanya pakaian lusuh dan kumal yang menempel ditubuhnya...
tak lagi terlihat anak-anak itu memegang pena dan buku pelajaran,,hanya sapu rusak yang menjadi senjata mereka meraih sampah dikolong2 kaki tiap penumpang kereta,dengan harapan mendapat sepeser uang pagi itu...
adapula seorang yang menggandeng anak yang lebih kecil,,mungkin adiknya,,berjalan dari gerbong ke gerbong menengadahkan tangan sambil meminta2 pada setiap penumpang..
sekelompok anak kecil juga tampak nongkrong di pintu kereta tanpa jelas apa yang mereka kerjakan...
jangankan untuk dapat bersekolah,,untuk makan hari itu saja mereka harus berjuang ditengah ramainya Jakarta..

dimana NEGARA?????
yang katanya akan memelihara mereka....

masih berkutat di sekitar KRL ekonomi...
peminta minta,orang yang meminta sumbungan yang kita tak pernah tau kemana uang sumbangan itu ia serahkan,hingga pengamen dari yang benar2 niat mengamen dengan peralatan musik yang serba lengkap,hingga pemutar kaset sederhana yang digantungkan pada tubuhnya, yang pasti ada sepanjang perjalanan,,tak akan bisa lewatkan fakta kehidupan tersebut...

lagi2 terbersit pertanyaan..
dimana NEGARA?????
yang katanya akan mengurus hal itu...

mungkin hal2 tersebut bukanlah 100% tugas pemerintah,andil dari masyarakat juga penting dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemiskinan ini,,tp bukankah telah berani menulis kalimat tersebut dalam UUD,,berarti telah siap akan semua konsekuensinya..

memang pemimpin saat ini tak bisa disamakan dengan khalifah Ali bin Abi thalib yang sangat ketakutan jikalau ada keledai yang terperosok pada jalan berlubang yang ada di wilyah beliau,,atau dengan khalifah Umar bin Khatab yang rela memanggul sendiri bahan makanan dari gudang negara untuk diserahkan pada keluarga miskin yang saat itu sangat kesulitan untuk mendapat makanan,,bahkan beliau sendiri yang memasakan untuk makanan tersebut untuk keluarga itu...

tapi bgamanapun itulah fakta yang terlihat sangat nyata dalam kehidupan di Indonesia...
semoga gambaran kecil itu dapat menjawab pertanyaan,mengapa seharusnya dibelakang kalimat yang tertera dalam UUD pasal 34 ayat 1 itu ditambahkan tanda tanya.....



sebuah catatan kecil dari mahsiswa fakultas pertanian IPB......

No comments:

Post a Comment

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM