Tuesday, 28 September 2010

Rembulan di Langit Hatiku


“.....Berkenankah engkau menjadi rembulan di langit hatiku?, hati yang merindukan lembut cahayanya?”
“.....Berkenankah engkau menjadi Aisyah-ku? Seperti kehadiran Aisyah r.a. dalam kehidupan Nabi SAW?, berkenankah engkau menjadi istriku?”
Bidadari itu terdiam mendengar apa yang kukatakan. Ia tak berucap meski hanya sepatah kata, pandangannya menerawang angkasa. Sejenak kemudian ia menatapku, lalu ia alihkan pandangannya ke pepohonan yang tumbuh di sekeliling kami.
Air mata .... mengalir lembut .... lembut sekali .... di pipinya ...
------- --------- --------- --------- --------- -------- -------- ------- --------- --------- ------- ------ ------ ------ ----- ----
Pagi ini dua kali sudah aku baca sepenggal percakapan itu,,dan dau kali pula hatiku tersentuh dengan kalimat “.....Berkenankah engkau menjadi Aisyah-ku? Seperti kehadiran Aisyah r.a. dalam kehidupan Nabi SAW?, berkenankah engkau menjadi istriku?”,,senantiasa terbayang dalam benakku kapan ya kira-kira pertanyaan itu akan aku ajukan untuk seorang wanita shalihah yang akan menghiasi hariku dan melengkapi separuh agamaku??,,mungkin untuk hal yang satu ini masih perlu interval waktu yang cukup panjang untuk mempersiapkan segala sesuatunya..dan sebelum mencapai saat itu,harus aku lalui terlebih dahulu apa yang ada saat ini,harus aku jalani apa yang seharuasnya dijalani..tapi siapa ya kira-kira seorang wanita yang beruntung itu??,, aku pun tak pernah tau,,dalam hal ini hanya dua kemungkinan yang ada..: pertama: Aku memang belum bertemu dengan seseorang itu. Atau kedua: Aku sudah bertemu dengannya tetapi antara kami belum saling menyadari..(aku berharap kemungkinan yang kedua aja deh,<semoga kita berjodoh ya>hehehe..;p)..atau semoga setelah ini kami saling menyadari..
“Rembulan di Langit Hatiku” benar-benar menginspirasiku untuk segera menemukan seorang “belahan jiwa” yang akan mendampingi setiap langkah-langkahku menapaki setiap jengkal nafas kehidupan dari Nya dan melengkapi separuh agamaku..
Barangsiapa menikah (beristeri) maka dia telah melindungi (menguasai) separo agamanya, karena itu hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang separonya lagi. (HR. Al Hakim dan Ath-Thahawi)
Dan dari sepenggal paragraf itu pula, yang gak kalah bikin relung kalbuku mengharu biru dan sesaat berteriak “So Sweet” adalah kalimat “.....Berkenankah engkau menjadi rembulan di langit hatiku?, hati yang merindukan lembut cahayanya?”,,terbersit sebuah realita tentang tokoh idolaku sepanjang masa, Rosulullah SAW,,bahwa tak ada seorangpun yang memungkiri bahwa beliau adalah “orang paling romantis sedunia”,,saking romantisnya bahkan beliau memanggil istrinya Aisyah dengan panggilan “yaa khumaira” (yang “pipinya” kemerah-merahan,,atau aku lebih senang mengibaratkannya sebagai “gadis merah jambu”,lebih so sweet aja,hehehe [^_^])..disinilah hatiku kembali bertanya-tanya kira-kira panggilan seperti apa yang indah untuk pujaan hatiku ya??(lihat saja nanti,hehe)..
Dan sepertinya “Rembulan di Langit Hatiku” akan menjadi sebuah panggilan terindah penuh makna untuk pujaan hatiku ini,,suatu hari nanti kan kutanya dia,, bekenankah dia menjadi “Rembulan di Langit Hatiku” yang akan mengiringku melintasi orbit kehidupan,dimana kita akan slalu berjalan beriringan seperti rembulan dan bumi yang senantiasa bersama-sama menjalani satu periode revousi..^_^..hari ini pun dia kembali hadir memberi ghiroh pada diriku serta menginspirasi setiap langkahku untuk terus memperbaiki dirimenjadi insan yang lebih baik,,dan yang ingin kulakukan pada saat ini hanya mencoba untuk tetap menjaga cintaku pada dia tidak melebihi cintaku pada Nya..
Inilah sepenggal syair yang tak bosan ku baca dan ku dengar “Rembulan di Langit Hatiku”,,dan semoga dia pun membacanya..
rembulan di langit hatiku, menyalalah engkau selalu
temani kemana mesti ku pergi, mencari tempat kita tuju
kan kujaga nyalamu selalu, pelita perjalananku
kan kujaga nyalamu selalu, rembulan di langit hatiku
    rembulan di langit hatiku, teguhlah engkau pandu aku
    ingatkanlahku bila tersalah, menempuh tempat kita tuju
    doakanlahku di shalat malammu, pelita perjalananku
    doakanlahku di shalat malammu, rembulan di langit hatiku


--syiar dalam novel “Rembulan di Langit Hatiku” ini terinspirasi oleh panggilan Rasulullah Saw terhadap Aisyah r.a. istri beliau, yaitu "ya Khumaira" sebuah panggilan yang sangat romantis menurut aku apalagi mengingat bahwa Aisyah adalah istri Rosulullah yang boleh di bilang paling manja..^_^ (duh jadi pengen deh punya belahan hati yang manja seperi Aisyah mupeng mode <on>,hehehe)..sesaat pengen memiliki belahan hati yang seperti itu, tapi disisi lain hati kecil bertanya “kamu ingin belahan jiwa seperti Aisyah??,,apakah kamu udah bisa seperti Muahammad SAW??” (wah pertanyaan yang berat nih,hehehe..tapi boleh kan seorang manusia berharap??..;p)
duhai engkau yang tengah mencari hakikat diri, ... menggenapi hari
mengurai makna dibalik semua yang tercipta, ... yang menggetar jiwa
     duhai engkau wanita suci, sederhana menyapa semesta
     adakah engkau-ia yang disampaikan, (oleh) Rosul tercinta tentang yang terindah di dunia
engkau tegar menyongsong masa, menjaga diri - menata hati
engkau teguh menjemput asa, tak hendak terlupa walau sekejap saja
     duhai permata terindah di dunia, adakah engkau berkenan hati
     atas asa suci dari relung jiwa, tuk temani diri menggapai Illahi


--- syair ini terinspirasi dari hal yang disampaikan oleh Rosulullah Saw, bahwa perhiasan yang terindah adalah "wanita shalelah" --- dalam sebuah hadist Rosulullah bersabda:
Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah. (HR. Muslim)
------ ------ ------- ----- ------ ----- ------- ---------- ------- -------- ------- ----- ------- ------- -------- -------- --------
Pagi ini novel “Rembulan di Langit Hatiku” untuk kedua kalinya kembali menggetarkan relung kalbuku meberiku inspirasi tentang makna pencarian sebuah cinta sejati,,cinta yang terukir karena kecintaan kepada Sang Pemilik Alam Semesta,,cinta yang dipertemukan karena kesabaran,,cinta yang dipersatukan karena kekuatan perasaan yang diberikan oleh Dzat Yang Maha Membolak-balikan hati,,dan sepertinya “rasa itu” saat ini tengah bersemayam di dalam hatiku..
Wahai Dzat Yang Maha Membolak-balik Hati,,bantu aku untuk mencintai dan dicintainya atas dasar cintaku pada Mu...^_^
Bogor,,Senin 13 Ramadhan 06:00 (terinspirasi dari novel “Rembulan di Langit Hatiku”)

1 comment:

  1. nyimak dulu gan.
    follow back ane, beofisika.blogspot.com

    ReplyDelete

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM