Monday 7 October 2013

Bromo: Beautiful Sunrise at Pananjakan


Setelah kakiku sesaat melayang diatas atap pulau jawa "Mahameru", aku pun melanjutkan langkah untuk menikmati kepingan surga yang lain di bumi pertiwi ini. masih dalam satu kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, ada satu tempat yang saangaat eksotis dan tak kalah indah dengan puncak para dewa. 

Bromo, begitulah meraka menyebut tempat yang indah ini. Sebuah gugusan gunung api aktif yang berada ditengah lembah, mebuatnya begitu menawan dengan landscape nya yang tentu saja membius siapa saja yang melihatnya. Dan kali ini aku akan berceloteh tentang indahnya Bromo dan kecantikan ciptaan Allah ini.

Mimpiku masih terus berlanjut untuk menikmati surga khatulistiwa. Setelah atap pulau jawa, kini aku ingin melihat suatu keindahan dari tempat yang banyak orang bilang adalah tempat terindah untuk melihat sang surya muncul dari peraduannya, dan tempat eksotis itu adalah Bromo.

Menikmati matahari terbit atau sunrise memang menjadi salah satu "menu" wajib jika kita menjelajahi kawasan Bromo. Tidak dapat dipungkiri lagi banyak pengunjung yang rela bangun pagi-pagi buta bahkan ada yang tidak tidur untuk dapat menikmati keindahan sunrise di Bromo ini. Memang sih satu hal yang cukup kontras di mana di kawasan perkotaan sekitar dini hari adalah jam-jam yang nyenyak untuk beristirahat, sedangkan di kawasan ini waktu dini hari adalah saat di mana dimulainya sebuah aktivitas untuk memulai hari.


Lukisan Alam
Sedikit aku gambarkan, Bromo memiliki dua buah spot yang menjadi lokasi pengunjung untuk menanti matahari terbit dari ufuk timur. Spot Pananjakan 1 dan Pananjakan 2. Spot Penanjakan 1 menjadi lokasi favorit pengunjung dibandingkan dengan Pananjakan 2 karena pemandangannya yang jauh lebih indah, karena memang posisinya yang juga jauh lebih tinggi daripada Pananjakan 2 sehingga kita dapat lebih bebas menikmati pemandangan. 

Malam itu aku pun sengaja untuk beristirahat lebih awal untuk menjaga stamina pada keesokan hari. Di sebuah rumah sederhana khas Tengger yang kebetulan pemiliknya masih famili dengan ayahku aku pun mengistirahatkan tubuh ini setelah perjalanan panjang dari Solo. Pagi-pagi buta sekitar pukul 03.00 aku pun di bangunkan oleh deru mesin mobil Jip Hardtop yang meraung di depan rumah. ternyata rombongan sudah bersiap-siap untuk memulai petualangan. 

Jujur, semalaman aku kurang bisa tidur dengan nyenyak karena kondisi tibuh yang memang kurang vit dan suhu yang begitu dingin meski berada di dalam rumah. Jadi terpaksa tidur pun tak nyaman, sebentar tidur, sebentar lagi terbangun. Pagi itu aku bersama rombongan dari Bogor dan Bekasi bersiap-siap meninggalkan rumah untuk menuju spot Penanjakan 1. 

Dengan Jip kami pun mulai menembus gelapnya malam menuju salah satu tempat yang disebut-sebut "surganya sunrise". Jangan ditanya dinginnya udara pagi itu, gigi ku pun terus menerus bergemeletuk karena menahan hawa dingin pegunungan.

Perjalanan menuju Penanjakan 1 melalui jalur Cemoro Lawang memang memberikan sensasi petualangan tersendiri. Selain jalur yang berupa lautan pasir yang memiliki kontor yang labil, belum lagi ditambah dengan kondisi yang gelap karena kurangnya penerangan, plus serbuan badai pasir yang berasal dari mobil Jeep yang lewat. Pokoknya diperlukan keahlian khusus untuk melewati medan yang satu ini. 

Disepanjang jalur ini aku pun menyaksikan beberapa pengendara sepeda motor yang terlihat kesusahan melewati jalur lautan pasir, ada yang kesasar karena tidak tahu jalur, ada pula yang ban motornya ambles di lautan pasir, dan memaksa orang yang di bonceng akhirnya harus turun dan mendorong si motor. Pak Ramlan sang driver Hardtop pun hanya bercerita memang diperlukan pengalaman dan keahlian khusus untuk lewat di medan berpasir ini. Apalagi dengan motor, pakai mobil saja susah, begitu kata belau.

Setelah melewati hamparan "segara wedi" (lautan pasir), medan berikutnya yang harus dilalui adalah tanjakan-tanjakan yang cukup tajam dan nyaris tak manusiawi. Mungkin lebih parah dibanding dengan jalur Tumpang-Ranu Pani.

Sewaktu mulai tanjankan dan tikungan pertama aku masih dapat bercanda dengan teman-teman datu rombongan, karena kondisi yang gelap jadi aku pikir jalanan cukup halus dan baik. Semakin keatas mulut mulai tak henti merapal mantra (membaca doa maksudnya)

Barulah sewaktu perjalanan pulang, aku sadari bahwa ternyata jalan yang kami lalui semalam beberapa jalur tampak dalam kondisi yang parah, hanya bebatuan yang tidak rata dan terdapat tikungan-tikungan yang tajam. Salut untuk Pak Ramlan, yang dengan skilnya yang luar biasa bisa melalui jalur-jalur surga-neraka tersebut.

Jarak rumah tempat ku menginap menuju Penanjakan 1 ini memakan waktu sekitar 45 menit perjalanan. Mendekati spot Penanjakan 1 sudah terlihat beberapa Jeep yang sudah tiba terlebih dahulu parkir di tepi jalan. Di sekitar spot ini terdapat beberapa warung yang sudah buka yang menjajakan mie, kopi, teh, maupun jagung bakar untuk mengganjal perut sekaligus menghangatkan badan. 

Berebut Momen
Pagi itu aku beruntung karena datang lebih awal, belum terlalu banyak pengunjung yang berdatangan. Oh iya di spot Penanjakan 1 ini udaranya juga tidak kalah ekstrim, mungkin sama dengan di Ranu kumbolo, karena Pananjakan ini ketinggiannya diatas 2500 mdpl, dan dinginnya pun lumayan keterlaluan, ditambah dengan angin yang cukup kencang yang siap membuat Anda masuk angin jika tidak kuat. Tak heran banyak penduduk sekitar yang menjajakan jasa persewaan jaket tebal yang dibandrol dengan harga Rp 10.000,00 saja per-buah.

Tanpa berpikir panjang lagi setelah sampai di parkiran aku pun langsung menuju lokasi gardu pandang untuk mencari tempat yang strategis untum megabadikan gambar. Untungnya pengunjung yang berdatangan belum terlalu banyak jadi aku pun lumayan leluasa untuk memilih lokasi yang aku anggap nyaman.

Seandainya saja aku dan rombongan telat datang sudah dapat dipastikan tidak akan mendapatkan spot yang enak dan harus berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya. Aku pun harus bertahan di spot yang telah ku dapat ini, menahan hawa dingin dan angin gunung yang cukup kencang menerpa badan.

Ya, kami harus menunggu beberapa saat sebelum akhirnya semburat cahaya orange pun mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Yeah its perfect sunrise at Bromo ! Pemandangan matahari terbit yang cantik tanpa terhalang mendung sama sekali.Tak ayal lagi pengunjung pun langsung berebut mengeluarkan kamera mereka untuk mengabadikan pemandangan cantik tersebut.

semburat oranye
mulai meninggi
Karena kurangnya persiapan, baterai DSLRku habis sebelum di pakai, wal hasil aku harus memaksimalkan kamera saku untuk memotret momen yang indah ini. Habis gelap terbitlah terang, begitulah kiranya ungkapan yang tepat setelah matahari bersinar terang, kejutan selanjutnya yang nampak di depan mata adalah pemandangan alam yang luar biasa, sebuah lukisan alam yang terdiri dari Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Semeru, dan lautan pasir yang beradu kecantikan, menyuguhkan pesonanya. Sungguh, sebuah lukisan alam yang sangat sempurna dari Sang Pencipta.
mulai mengintip
dan akhirnya muncul
Banyak pengunjung yang nekat melewati pagar pembatas untuk dapat berfoto dengan latar pemandangan tiga buah gunung tersebut. Yah, tanganku pun dari tadi tidak dapat berhenti memainkan kamera, mengabadikan pemandangan alam ini. Meski hanya dengan kamera saku yang ku sangga dengan pembatas pagar, beberapa hasilnya cukup untuk mngebadikan keindahan alam Indonesia ini.

Rasanya memang betah untuk berlama-lama di lokasi Penanjakan 1 ini, rasanya enggan untuk meninggalkan lokasi yang menyuguhkan pemandangan super cantik ini. Tidak menyesal rasanya aku nekat sendirian ke Bromo kali ini. Puas menikmati pemandangan di Penanjakan 1 aku pun bergegas kembali ke parkiran.

dengan sarung = serasa orang Tengger
Ternyata masih ada keindahan lain di sisi sebelah barat. Aku pun melihat satu lagi pemandangan alam yang luar biasa indah. Aku pun menyebutnya bagai sebuah negeri di atas awan. Pemandangan awan yang menutupi daerah perbukitan dan nampak pucuk-pucuk gunung di atasnya. Ya pemandangan seperti ini serasa kita sedang berada di sebuah negeri di atas awan, sungguh cantiknya luar biasa dan susah digambarkan dengan kata-kata

negeri diatas awan
Ketika perjalanan menuruni bukit, Jip pun berhenti sejenak di salah satu spot yang lumayan cantik. Di spot ini terdapat beberapa Jeep yang berhenti dan para travellers ini juga tak kalah heboh mengabadikan pemandangan Gunung Batok dan Gunung Bromo. Pemandangan di sini pun tak kalah indahnya. Hmmm... Bromo memang sungguh memberikan nuansa tersendiri, memberikan kenangan yang tak akan pernah ku lupakan seumur hidup nanti.

ku sampaikan salamku untuk Indonesia
bersambung
klik: Menuju Puncak Bromo

26 comments:

  1. waaaa
    aku mupengg
    pingin dari dulu ke bromo, tapi belum kesampaian..
    hiks hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. cobalah di lan kesempatan,,ini aja travelling colongan,hehe :p
      nanti kalau kesana aku ikut lagi ya,hehe :p

      Delete
    2. iya iya iya~
      bolehboleh, soalnya aku kan buta arah :D

      Delete
    3. butuuh guide??,,tapi ada tarifnya lho,hehe :p

      Delete
    4. enaak aja,,justru ada tarif khusus,,hari gini gretongan,??
      seribu mau dapet banyaak??,cuma XL,hehe :p

      Delete
    5. justru itu, karena bukan hari ini, tapi besok-besok makanya gretong.. :3
      iklan lewat yak? :P

      Delete
  2. Subhanallah... keren bangeeet yaaah. udah lama pengen merasakan menginjakkan kaki di Bromo juga, iisssh kereeen, iri deeehh yg udah pada pergi kesono.. huhuhuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salah satu tempat terbaik di dunia untuk enyaksikan matahari terbit :))
      insyaAllah pasti bisa kesana :))

      Delete
  3. Replies
    1. alhamdulillaah..:))
      makasih udah mampir Sob :))

      Delete
  4. Biar gak pernah mndaki tapi minimal ikut ngerasain deh serunya naik gunung lewat cerita2nya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. akuu pengeeen ke jugle land...
      curaang giliran udah gak di bogor baru di buka coba >_<

      Delete
    2. ahahaaha baguus dong, jadikan ada alesan kalo mau ke Bogor :D

      Delete
    3. okee deeh pasti nanti ke bogor lagi kok :))

      Delete
  5. bagusnya.... eh itu bisa seramai itu ya disana?? wihh..
    padahal rumah suamiku di probolinggo deketnya bromo tapi belum pernah diajakin kesono huhuuuu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa mbak,,mana pernah sih bromo sepi,hehe..
      ada aja, baik yg lokal maupun inter lokal #ehh maksudnta mancanegara..
      waah deket dong Probolinggo,,bisa mampir ke tempat masnya klo aku pas main :p

      Delete
    2. boleh dong mampir.. cuma kita lagi stay di Gorontalo hahahhaa...
      Kamu tinggal dimana sih ki?? sapa tahu saat mudik bisa main bareng..

      Delete
    3. aku tinggal di Solo mbak,,kmren ke Bromo kebetulan ada sodara di Probolinggo tp probolinggonya deket bromo :))
      boleh2,,tp kalau mau main bareng tggu saya kalau udah berganda campuran ya,hehe :p

      Delete
  6. aih subhanalloh! semakin ingin ke sana #mupeeeng
    tapi masih bisa bersabar! lebih menyenangkan jika sudah berganda campuran #eh
    aamiiiin

    Selamat pagi, kak! Selamat beraktifitas

    ReplyDelete
    Replies
    1. pagii juga pita..
      makasih semangaatnya..:))

      iya sih sedikit hambar kalau masih tunggal putra,hehe..lebih serem lagi kalau ganda putra,hehe :p
      aku doain moga nanti bisa kesana sama pasangan ganda campurannya ya,hehe :p

      Delete
    2. kak. kirim foto talaga birunya ke emailku ya. gulunganpita@yahoo.com

      Delete
    3. pitaaa maap bgt file yg pendakian ke Gede aku cari2 gak ketemu :((
      adanya yg ada foto orangnya :((

      Delete
  7. wah saya jadi kepengin nih pergi ke bromo mudah-mudahan kesampaian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiien insyaAllah satu saat nanti pasti bisa mas :))
      makasih udah mampir :))

      Delete

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM