menyambung cerita ku yang sebelumnya,,ngebolang bersepeda keliling Solo..
dari kampung Batik Laweyan menuju Ngarsopuro..
tak lengkap jika tak lewat jalan protokol kota Solo..
Jalan Slamet Riyadi..
apa yang menarik di jalan utama kota Solo ini??,kira-kira apa hayoo..
apa yang menarik di jalan utama kota Solo ini??,kira-kira apa hayoo..
apa
lagi kalu bukan city walknya yang membentang panjang dari selepas
daerah Purwosari hingga ujung jalan Slamet Riyadi di daerah Gladak,,yang
berujung di patung Slamet Riyadi..
Sejak tahun 2007, Kota Solo memang sengaja membangun suatu kawasan untuk pejalan kaki atau orang sering menyebutnya dengan city walk (kaya di kota Bandung gitu). dan di Kota Solo, kawasan ini dinamai dengan Srawung Warga .
"Solo City Walk" |
Ide
dasar pembuatan kawasan Srawung Warga ini adalah dalam rangka
menyediakan tempat nyaman bagi para pejalan kaki di Kota Budaya ini.
Namun, ternyata masih jauh dari harapan. jangankan untuk pejalan kaki, city walk malah dipakai buat melintas dan parkir mobil, sepeda motor serta becak.
Dari
sekian ratus meter yang sudah aku lewati dengan sepeda kesayanganku ada
beberapa hal yang menarik diamati, seperti digunakannya tegel ubin dan
bukan paving blok pada hamparan jalur pedestrian ini, sehingga
menumbuhkan perasaan yang lebih sejuk sekaligus menguatkan kesan kuno
yang sangat serasi dengan bangunan – bangunan yang ada di sisinya.
Kemudian penataan gerobak pedagang kaki lima yang seragam dan dibatasi
pada ruas tertentu, sementara pada ruas yang lain dibiarkan kosong dan
menjadi sangat lapang. Sungguh satu penataan yang mengagumkan...Solo
gituu looh...^_^
Lagi-lagi
ngomongin sejarah,, memang solo gudangnya, dan bagi yang suka akan
hal-hal yang bebau historik seperti aku ini, maka bangunan dan gedung –
gedung tua di sepanjang Solo City Walk itu yang paling menarik
perhatianku sepanjang perjalanan menuju Ngarsopuro, yah sekedar
dokumentasi aku sempetin jepret sana-sini.
Rumah Sakit Slamet Riyadi |
tapi RS ini memiliki pelataran depan cukup luas yang menunjukkan ciri – ciri ketuaannya, dan patung pahlawan nasional Brigjen Slamet Riyadi sebagai penanda di antara tamannya.
lanjut jalan terus kearah timur, tidak jauh dari rumah sakit tersebut terdapat SOLO Grand Mall (the firts n biggest Mall in Solo),,sedikit begeser ke timur SGM kita akan jumpai rumah tua yang sangat terawat yang dikenal sebagai Loji Gandrung, bangunan tua peninggalan masa kolonial yang sekarang digunakan sebagai rumah jabatan Walikota Solo. Dari model bangunannya yang nampak kokoh sekaligus artistik memang sangat cocok sebagai kediaman pembesar negeri.
Mall nya Wong Solo |
Loji Gandrung |
terus berlanjut kearah timur,,akrirnya tiba di tempat yang cukup bersjarah bagi Solo dan Indonesia..
Stadion R. Maladi..Alias dulu biasa dikenal dengan nama "Stadion Sriwedari"..
ayo kita ngomongin sejarah lagiii...
ayo kita ngomongin sejarah lagiii...
Pada
tahun 1932, Sri Susuhunan Paku Buwono X dari Kraton Surakarta
Hadiningrat berinisiatif untuk membangun sebuah stadion untuk kegiatan
olahraga kerabat Karaton dan kalangan pribumi. Stadion ini merupakan
stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia. Sedangkan
stadion-stadion lain saat itu dibangun oleh orang Belanda.
Sedangkan khusus di Soerakarta Hadiningrat saat itu, atlet sepakbola bumiputra hanya boleh main di lapangan Alun-alun Kidul, tanpa alas kaki. Melihat perlakuan yang tidak adil tersebut membuat R.M.T Wongsanegoro mengusulkan kepada Raja Surakarta untuk membangun Stadion yang dikhususkan menampung atlit bumiputra. Kemudian Raja yang berkuasa sejak tahun bedirinya klub Rood-Wit itu langsung setuju, orang nomor satu yang terkenal sangat menaruh perhatian terhadap sepakbola ini memberikan lokasi di Kebun Suwung (Kelurahan Sriwedari).
Sedangkan khusus di Soerakarta Hadiningrat saat itu, atlet sepakbola bumiputra hanya boleh main di lapangan Alun-alun Kidul, tanpa alas kaki. Melihat perlakuan yang tidak adil tersebut membuat R.M.T Wongsanegoro mengusulkan kepada Raja Surakarta untuk membangun Stadion yang dikhususkan menampung atlit bumiputra. Kemudian Raja yang berkuasa sejak tahun bedirinya klub Rood-Wit itu langsung setuju, orang nomor satu yang terkenal sangat menaruh perhatian terhadap sepakbola ini memberikan lokasi di Kebun Suwung (Kelurahan Sriwedari).
Stadion R. Maladi Solo |
Untuk
selanjutnya, stadion tersebut pada tanggal 9-12 September 1948 juga
dijadikan sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama. Dan
sampai sekarang setiap tanggal 9 September juga dijadikan sebagai hari
olahraga Indonesia Di masa pemerintahan Orde Baru, stadion ini juga
dijadikan sebagai monumen PON Pertama.
Setelah meninggalnya Raden Maladi pada tanggal 30 April 2001, maka Stadion Sriwedari berganti nama menjadi Stadion R.Maladi. Hal ini untuk menghormati jasa sang pahlawan yang juga pernah menjadi Ketua Umum PSSI (1950-1959). Selain itu sosok Raden Maladi juga tidak bisa dipisahkan dengan kota Surakarta karena beliau lahir di Surakarta pada tanggal 30 Agustus 1912. Walaupun ketika menjadi penjaga gawang tangguh karirnya banyak dihabiskan di klub PSIM Mataram, mantan Menteri Penerangan (1959-1962) dan mantan Menpora (1964-1966) ini sangatlah berjasa juga dalam persepakbolaan Surakarta.
Setelah meninggalnya Raden Maladi pada tanggal 30 April 2001, maka Stadion Sriwedari berganti nama menjadi Stadion R.Maladi. Hal ini untuk menghormati jasa sang pahlawan yang juga pernah menjadi Ketua Umum PSSI (1950-1959). Selain itu sosok Raden Maladi juga tidak bisa dipisahkan dengan kota Surakarta karena beliau lahir di Surakarta pada tanggal 30 Agustus 1912. Walaupun ketika menjadi penjaga gawang tangguh karirnya banyak dihabiskan di klub PSIM Mataram, mantan Menteri Penerangan (1959-1962) dan mantan Menpora (1964-1966) ini sangatlah berjasa juga dalam persepakbolaan Surakarta.
bersgeser lagi ke timur tepat disebelah stadion berjerah ini ada Taman Hiburannya Wong Solo...
"Taman Hiburan Rakyat Sriwedari"
Pintu Masuk Sriwedari |
Di
dalamnya terdapat area pertunjukan wayang orang, dan di sebelahnya
terdapat museum Radya Pustaka. Dahulu area ini sangat terkenal karena
terdapat kebun binatang yang disebut Kebon Rojo (Kebun/taman Raja).
Namun seiring perkembangan jaman, kebun binatang ini dipindah ke daerah jauh dari pusat kota sehingga THR ini menjadi kurang diminati dihari biasa. Hanya di hari libur besar tempat ini sangat ramai dikunjungi pengunjung luar kota. Permainan untuk anak yang banyak diminati di antaranya Bom-bom Car, Mini Jet Coaster dan komedi putar. Buka tiap hari dari jam 10.00 hingga jam 22.00,,tapi tempat ini tetap menjadi kebanggan Wong Solo hingga saat ini..
Namun seiring perkembangan jaman, kebun binatang ini dipindah ke daerah jauh dari pusat kota sehingga THR ini menjadi kurang diminati dihari biasa. Hanya di hari libur besar tempat ini sangat ramai dikunjungi pengunjung luar kota. Permainan untuk anak yang banyak diminati di antaranya Bom-bom Car, Mini Jet Coaster dan komedi putar. Buka tiap hari dari jam 10.00 hingga jam 22.00,,tapi tempat ini tetap menjadi kebanggan Wong Solo hingga saat ini..
tepat disamping Sriwedari lagi-lagi tempat yang bersejarah bai warga Solo..
"Museum Radya Pustaka"
"Museum Radya Pustaka" |
Museum
ini didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX oleh Kanjeng Raden
Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober
1890 Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai
Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono
X. Museum ini lalu dipindahkan ke lokasinya sekarang ini, Gedung Museum
Radyapustaka di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada 1 Januari 1913.
Kala itu gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga
Belanda bernama Johannes Busselaar.
Museum
Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri dari berbagai macam Arca,
pusaka adat, wayang kulit dan buku-buku kuno. Koleksi buku kuna yang
banyak dicari itu di antaranya mengenai Wulang Reh karangan Pakubuwono IV yang isinya antara lain mengenai petunjuk pemerintahan dan Serat Rama karangan Pujangga Keraton Surakarta bernama Yasadipura I yang menceritakan tentang wiracarita Ramayana..
akhirnya tiba deh di perempatan Ngarsopuro..
untuk cerita Solo City Walk disudahin dulu ya,,nyeritain C-Walk aja sampai bongkar-bangkar buku sejarah..
moga menambah informasi wisata Kota Solo..
see yaaa...
jadi ingat dulu pernah mendadak maen ke solo sama anak2 kos, naek prameks, ke kraton, sgm, pgs sama beli srabi di notosuman
ReplyDeletehehehhe
wah pernah main ke solo ya,,kota yang tidak besar tapi nyaman, bersih, dan damai..:)
ReplyDeleteWah bagus ya mas sebenernya konsepnya, lebih bagus lagi kalo memang penggunaannya bener2 tuk pejalan kaki.
ReplyDeleteSaya belum sempat jalan2 ke Solo, cuma sempat mampir di terminalnya.
sebenernya memang begitu konsepnya mas,,tp jg tidak jarang ada motor yg melintas,,tp seringnya itu tdk dsengaja,,karena c-walk tersebut memotong gang-gang kampung dspanjang jln slalet riyadi..:)
ReplyDeletemakassar kapan yaa ada city walknya ? hehe..
ReplyDeleteasik jalan2nya, bawa oleh2 gak ? ;p
sudah difolback ;)
ReplyDeleteboleh kok tukeran link, nanti kabarin aja yaa kalo link gue udah dipasang! thanks :D
wah, sip bgt reviewnya ^^,
ReplyDeletejd pengen ke Solo..
tapi Jogjaku juga tak kalah sih :p
semoga pas plg kmpung nnti aku sempat ke Solo :D
i like your blog
ReplyDelete^_^
@sukmadewi: februari kmaren aku jg habis backpacker dr bogor ke jogja,,main ke pr.tritis, tamansari, bukitbintang, sama wisata kuliner,hehe..
ReplyDeletewah, mas tulisannya bagus. Saya pernah main ke solo, tapi cuma sekitar keraton dan pasar klewer aj..
ReplyDeleteBaca ini jadi pgn menjelajahi solo lagi :)
waaahhh... aku pengen mboolaang kesanaaa... ! ke SOLO sodara-sodara...!!!
ReplyDeleteayo kawan-kawan visit my city..sebelum walikotanya jadi gubernur jkarta,hehe..:p
ReplyDeletepengeeen bolang ke solo jugaaaaa -.-
ReplyDeletesebulan yang lalu udah bolang Semarang/1 Nov.
solooo waiting for meeee....
hehehehe
.
ReplyDelete