Sunday 13 March 2011

Long Trip to Batavia (1st story)

Lama rasanya aku tak berjalan2 dengan transportaasi yg paling hebat se Jabotabek,,gimana gak hebat berapa ratus orang yg terangkut setiap harinya dengan alat transportasi ini..
apalagi klo bukan KRL (Kereta Rakyat jeLata) sedikit maksa yee,hehehehe..;p

seperti biasa banyak kontras yang terlihat dan teringat sepanjang perjalanan,,
tak dapat ku rekam dengan mata kamera,, tapi selalau terkam dalam ingatan..

yang akan aku bandingkan adalah sebuah kontras yang terlihat antara ekonomi AC dan ekonomi biasa..
pagi itu aku berangkat dengan KRL ekonomi AC dengan tarif 5500 rupiah tujuan Bogor-Jakarta kota


kereta yang cukup nyaman dengan kursi empuk, dengan penumpung yang umumnya lebih intelek, bersih n rapi (dibanding dg penumpang ekonomi biasa) dan yang pasti ada AC nya (tapi klo sedang overload kipas angin jauh lebih berjasa kok,hehehe..:p)..
berarti enaknya diganti aja namanya  KRL Ekonomi KA (KA=Kipas Angin,hehehe)
dan yang lebih istimewa lagi ada Gerbong Khusus Perempuan..:))
--hal yang gak ada di kelas ekonomi biasa--

tapi justru di gerbong ekonomi AC ini (ato mungkin di KRL Express lebih parah) adalah banyak orang yg "gak tau malu"..

siapa orang yang gak tau malu itu???
a. orang gila
b. orang yg gak pernah mandi
c. orang2an sawah
d. orang aring
e. semua salah

*kirim jawaban anda dengan ketik REG <spasi> jawaban,,kirim ke 212,,bagi 100 pengirim pertama akan mendapatkan paket KRL gratis diatas gerbong,hehehehe..


oke kembali ke laptop,,eh maksudnya kembali ke gerbong,,
orang yang gak tau malu itu orang yang nggak kenal istilah "itsar"

"apaan sich itsar itu??",,
"itsar tuh bukannnya tahapan dalam siklus hidup serangga ya,,itsar1, itsar2, itsar3, itsar4, imago deehh...."
(jiaahh...gubraakkss...)
"maaf mas itu Instar bukan Itsar,,coba kamusnya dibuka lagi,hehehe"

oke2 dari pada bingung aku jelasin deh,,
 itsar itu adalah mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi (klo gak salah ada di buku PPKn SD deh,hehehe),,
tp sebelum para pakar PPKn menuliskannya, ternyata Islam telah mengajarkan hal itu ribuan tahun yang lalu..:)) 

oke penjelasan itsar saya anggap cukup,,saatnya kembali lagi ke dalam gerbong,,

kenapa aku bilang banyak orang yg tak tau malu,,karena ada sebuah pemandangan miris yang aku lihat di dalam gerbong KRL ekonomi AC ini..
dan cerita pun dimulai. . . . . . 


@KRL EKONOMI AC
perjalanan dimulai dari stasiun Bogor..
saat itu aku duduk berdua dengan sahabatku sambil ngobrol ngalor-ngidul sambil mencoba menikmati perjalan,,tak lama kereta masuk stasiun Cilebut dan mulai banyak penumpang yang naik,,mulai dari tua, muda, cantik, cakep (jgn sebut jelek gak enak,hehehe), bapak-bapak, ibu-ibu, hingga anak-anak..

kebetulan ada dua orang ibu yang naik,,seorang ibu dengan membawa dua orang anak,,anak yg besar kira-kira kelas 1SD,,dan yg kecil digendongnya,yah kira-kira balita lah..
dan seorang ibu muda menggendong anak yang masih balita..
seperti biasa secara reflek aku dan temanku mempersilahkan kedua ibu itu menempati tempat duduk kami.

dan kereta kembali melaju hingga stasiun Bojong Gede,,nah disinilah sebuah kejanggalan yang tak dinyana mulai nampak dalam pandangan (bahasa alay mode <on>,hahaha) 
ada kakek nenek yang naik ke dalam kereta dan berdiri di dekat aku,,dan tiba-tiba aku merasa sangat kesal..
bukan karena aku berdiri dengan nenek-nenek sedang teman aku berdiri dekat cewek cakep (padahal iya jg sih,hehe..:p),,

tapi yang bikin aku kesal itu dengan sikap orang yang sedang duduk didepanku,,dia seorang separuh baya,kira-kira usianya ditaksir 30tahunan,,tapi dengan santainya dia duduk dengan membaca majalah dan seolah-olah tidak melihat ada dua orang tua yang berdiri didekatnya..

tidak cuma itu,sebenarnya masih banyak orang-orang yang setidaknya masih kuat untuk berdiri,,tapi seolah acuh dengan keadaan..
padahal rata-rata mereka itu laki-laki yang masih kuat lah setidaknya untuk berdiri sampai 5-6 stasiun lagi,,tapi itu tidak mereka lakukan..
atau meraka pura-pura menutup mata,,karena takut kursi yang empuk seharga 5500 (atau 9000 untuk express) melayang begitu saja...SUNGGUH TIDAK TAHU MALU

konsep PPKn yang selama ini pasti sudah mereka hapal mati saat masih Sekolah Dasar tiba-tiba raib bak tergilas roda KRL yang terus berputar..

kisah ini masih terus berlanjut,,
hal yang sangat tidak aku duga terlihat didepan mataku,,
seorang ibu muda,dengan seorang anak balita yg digendongnya (yang menempati kursiku tadi) mempersilahkan nenek yang berdiri tadi untuk menempati kursinya.."Subhanallaah"..
sungguh akhlak yang benar-benar mulia,,sungguh wanita yang perkasa, baik hati, perhatian,dan peka dengan keadaan..benar-benar ibu yang sangat baik,,benar-benar istri idaman..^_^ (coba ibu itu belum punya suami,hehehe,,ngarep mode <on>)

 
hal menarik lain yang terlihat dalam gerbong ekonomi AC adalah sebuah kenyataan bahwa hukum itu bisa dibeli,,penasaran...???
lanjut baca Gaann...

selepas stasiun Universitas Indonesia ada sepasang muda-mudi yang naik,,mereka berdiri agak jauh sih dari tempat aku berdiri,,tapi masih cukup jelas buatku untuk melihat semua kejadian yang terjadi
(dont be a negative thinking)..hehehe

saat kondektur menghampiri mereka terlihat cukup lama berbicara,,mungkin ngobrol atau bgaimana (atau mungkin kondektur itu ayah si Cewek dan lagi marahin cowoknya,hehehehe...:p),,tapi ternyata semua dugaan itu salah,,tiba-tiba si Cowok mengeluarkan uang dari dompetnya dan menyerahkan ke kondektur kereta...

DUUAAARRR...  
aku baru tahu ternyata klo naik KRL tuh bisa bayar di atas kereta (kaya bus Trans Pakuan,hahahaha)

kurasa, itu memang lazim..tapi, apakah semudah itu birokrasi dalam jasa transportasi terbayar dengan uang.. peraturan yang gak konsisten!..



tapi mau bagamana lagi,,
itulah realita yang benar-benar terjadi didalam gerbong KRL ekonomi AC..



@KRL EKONOMI Biasa
setelah jalan2 dikota metropolitan seharian saatnya pulang..

kali ini tidak ada pilihan lain yang harus diambil kecuali naik kereta KRR ekonomi (biasa),,karena kalau harus menunggu yang AC bisa ngoyot di stasiun..

@stasiun Tebet
dari arah utara terlihat Sang Pangeran Rel berwarna merah melaju ke arah stasiun Tebet..
dari kejauhan terlihat kereta penuh sesak dengan penumpang sampai banyak yang duduk di atas atap (kira-kira gimana ya rasanya duduk diatas???,,pasti lebih dingin dari ekonomi AC,hahaha)

tapi ternyata itu diluar dugaan,,yang aku pikir kereta penuh sesek,,ternyata didalam gerbong masih cukup longgar (meski aku tetep berdiri) tapi setidaknya orang-orang yang ada di atas gerbong masih cukup untuk masuk ke dalam gerbong kereta..

kira2 apa yang mereka harapkan dengan duduk diatas gerbong???
a. menikmati angin sepoi-sepoi
b. menikmati sengatan listrik 20.000 volt
c. mencari sensasi
d. mencari MATI
e. semua jawaban salah

aku tetap gak habis pikir,,wong didalem kereta masih longgar,,kok yo pilih di atas atap,,haduuhh biyung.....


kereta pun terus melaju,, menggilas setiap sambungan rel,, dengan nada yang teratur...


terlihat para pemuda dan anak-anak yg terlihat kurang beruntung bergelantungan di daun pintu kereta,yang kini tak lagi dapat ditutup...
melambaikan rambut mereka yang tak pernah mengenal Salon Jhony Andrean atau Rudy Hadisuwarno (boro-boro salon,, pangkas rambut madura aja barang kali mereka tidak pernah)...

satu tangannya memegang atap lubang pintu sebagai penahan mereka..
dan semua berbaur menjadi satu kaya ikan cue..

dari mulai pedagang tahu asin, air mineral, tissue, chasing HP, lem, buku, jepitan & kunciran, dll ..
pegawai, anak sekolah, mahasiswa, nenek-nenek, anak-anak penyapu gerbong, bapak-bapak cacat, suami istri buta, anak-anak peminta sumbangan, remaja-remaja putri yang toomboy abisss (bak Mita the Virgin) dan yang paling penting adalah COPET dan semua sindikatnya berbaur nyaris tak bisa terurai...

kejadian yang bertolak belakang dengan yang ada di Ekonomi AC pun terjadi..
yang terlihat dalam gerbong yang bau, pengap, dan terkesan kumuh ini ini adalah orang-orang seolah berlomba-lomba memberikan bangkunya untuk nenek-nenek,,ibu-ibu dengan bayinya,,atau perempuan (klo yg satu ini biasanya ada maunya,hehehe)..

tapi setidaknya terlihat sangat kontras dengan apa yang ku lihat di dalam ekonomi AC

di ekonomi AC (atau express) banyak laki-laki ganteng tapi gak gentle...
sedang di ekonomi banyak laki-laki gelantungan kayak monyet tapi membiarkan nenek-nenek untuk duduk...

yah, setidaknya ada kebikan di kereta ekonomi...
meski COPET serta semua sindikat yang ada sulit untuk ditanggulangi..

dan kereta pun terus melaju ke Kota Hujan yang kini tak lagi hujan..
dan kisah hari itu pun berakhir di stasiun Bogor..
mski lelah dan penat menyergap,,tapi banyak pengalaman yang dilihat dan dapat digunakan sebagi renungan..
dan inilah realita kehidupan yang benar-benar terjadi di sekitar kita...

catatan kecil,,dari aku yang fakir,,semoga dapat bermafaat buat siapapun yang sempat membaca..^_^

5 comments:

  1. jiah... dia komen di blognya sendiri.

    itu fenomena sepele yang dianggap sepele padahal dampaknya tidak sesepele itu bahkan lebih sepele komentar orang di blog temennya pake kata2 sepele.

    ReplyDelete
  2. Ada apa dg kata sepele..??
    Mski kata sepele terlihat sepele tp jangan dianggap sepele..

    ReplyDelete
  3. ketawaaa mulu...
    baca lg praktikum penkom...
    ckckckkk...

    gooood story ....
    alay tp masih bermanfaat isinya...
    menjelaska kata itsar dengan cara yg berbeda...
    sukaaaaa... ^^

    ReplyDelete
  4. itsar itu temennnya instar,hehehe
    oia,,dicariin pinguin tuh,hahahaha...

    thx 4comment...^_^

    ReplyDelete

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM