BAB V
|
INDERA, PRODUKSI SUARA, CAHAYA DAN PERGERAKAN
|
|
A. Sistem Syaraf
|
-
Sistem susunan syaraf pusat serangga terdiri dari satu rangkaian ganglia
yang dihubungkan oleh sepasang syaraf netral yang terdapat di sepanjang
tubuhnya.
-
Ganglion merupakan suatu massa jaringan syaraf yang terdapat
secara berpasangan pada setiap jaringan ruas.
-
Tiga pasang ganglion yang terdapat dibagian kepala disebut otak,
yaitu :
|
1. protocerebrum yang terdapat pada segmen mata meliputi daerah inervasi,
yaitu daerah yang memiliki pengaruh syaraf terhadap suatu alat mata majemuk
dan ocelli,
2. deutecerebrum yang terdapat pada segmen antena meliputi daerah inervasi
antena,
3. tritocerebrum yang terdapat pada segmen labrum yang meliputi daerah
inervasi labium dan stemodeum.
|
|
|
|
B. Organ Perasa
|
-
Organ perasa terletak di dalam dinding tubuh, dan kebanyakan
ukurannya mikroskopis.
-
Serangga mempunyai organ-organ perasa yang peka terhadap stimuli
kimiawi, mekanis, pendengaran dan penglihatan, dan juga stimuli seperti
kelembaban relatif dan suhu.
|
Resepsi Kimiawi
|
-
Kemoreseptor yang berhubungan dengan indra perasa dan indra pembau adalah
bagian-bagian yang penting dalam sistem sensorik yang menyangkut tingkah laku
serangga.
-
Makan, kawin, pemilihan habitat dan hubungan
parasit dengan inangnya seringkali diarahkan oleh perasa-perasa kimiawi
serangga.
-
Zat-zat dapat menembus sampai sel-sek sensorik
dan merangsang mereka secara langsung.
-
Banyak serangga dapat mendeteksi bau-bau khusus
pada konsentrasi yang sangat rendah sampai beberapa mil dari sumber mereka.
-
Organ indra kimiawi tanggap terhadap kontak
dengan bahan-bahan kimiawi, yang digunakan sebagai isyarat kimiawi dalam
lingkungan bagi serangga dari banyak aspek, misalnya untuk :
|
-
mendapatkan makanan,
-
mediasi fungsi kasta di dalam kolom serangga sosial,
-
menemukan pasangan,
-
identifikasi rangsangan berbahaya yang membahayakan hidup,
-
pemilihan tempat peletakan telur,
-
pemilihan habitat.
|
|
1. pengindraan kimiawi jarak jauh, disebut alpaksi (alpaction),
2. pengindraan dengan kontak, disebut gustasi (gustation),
3. pengindraan "UMUM"
|
-
Pada alfaksi, organ indra tanggap terhadap
molekul atau bahan kimia dalam bentuk gas pada konsentrasi yang relatip
rendah, organ itu sangat peka dan mempunyai kespesifikan yang tinggi terhadap
bahan kimia tertentu.
-
Gustasi terjadi karena kontak langsung dengan
melekul atau lainnya dalam bentuk larutan, biasanya dengan kontraksi yang
relatip tinggi di bandingkan dengan alpaksi umumnya, indra ini kurang peka
dari pada indra alpaksi dan biasanya berhubungan dengan kegiatan makanan.
-
Pengindraan kimiawi “UMUM” melibatkan organ-organ indra yang
kurang peka, kecuali terhadap konsentrasi yang tinggi bahan kimia yang
merangsang.
-
Organ-organ pengindraan kimiawi “UMUM” kurang dapat memisahkan
jenis bahan perangsang di banding organ indra alpaksi dan gustasi.
-
Organ indra kimiawi berdasarkan struktur
ultranya yaitu
|
1. berlubang tunggal (uniporous), dengan satu lubang dan
2. berlubang ganda (multiporous), berlubang lebih dari satu.
|
Resepsi Mekanik
|
|
1. sensila rambut,
2. sensila kampaniform,
3. organ-organ skolopoforus.
|
|
-
Kemampuan untuk mendeteksi suara terbentuk pada
banyak serangga, dan suara memainkan banyak peranan dalam tipe kelakuan.
-
Serangga mendeteksi suara- suara yang ada di
udara dengan dua tipe organ sensorik, yaitu :
|
1. sensila rambut, dan
2. organ-organ timpanum.
|
Getaran-getaran didalam subtrat dideteksi oleh organ-organ
subgenu.
|
-
Kisaran frekuensi dimana organ-organ ini peka
bervariasi pada serangga-serangga yang berbeda.
-
Seta sensorik hanya dapat mendeteksi suara
diudara pada frekunsi yang relatif rendah.
-
Organ timpanum peka terhadap getaran dengan
frekuensi ultrasonik.
|
Resepsi Cahaya (Photoreception)
|
-
Resepsi cahaya diberi batasan bahwa organisme
(serangga) mampu menanggapi cahaya di daerah opeletrum elektromagnetik yang
terlihat dan ultraviolet dekat (near ultraviolet).
-
Untuk menanggapi cahaya, maka perlu ada pigmen
yang mampu mengabsorspsi cahaya dengan gelombang tertentu dan alat yang
membangkitkan mupulus darap sebagai hasil dan absorpsi cahaya itu.
-
Berbagai informasi lingkungan sampai pada
serangga dalam bentuk rangsangan cahaya, misalnya bentuk benda, gerakan,
jarak, warna, kecerahan (brightness).
-
Organ penglihatan utama serangga biasanya ada dua tipe yaitu, mata tunggal
dan mata majemuk.
-
Reseptor-reseptor cahaya yang paling kompleks pada serangga
adalah mata majemuk yang memiliki banyak omatidia.
-
Omatidia berfungsi untuk mengatur frekuensi cahaya yang masuk ke
mata.
-
Serangga memiliki kemampuan menyatukan cahaya yang tidak sama
gelombangnya sehingga dapat memandang bentuk, walaupun serangga sedang dalam
penerbangan yang cepat dan karena itu serangga sangat peka terhadap gerakan.
-
Serangga menggunakan tanda atau isyarat penglihatan dalam
menentukan tempat dan mengenal induknya.
|
Organ Perasa Suhu (Thermoreception)
|
-
Organ-organ perasa lainnya yang
berkembang baik adalah perasa suhu.
-
Organ-organ perasa tersebar di
seluruh tubuh tetapi umumnya terdapat di antena dan tungkai.
-
Berdasarkan perilakunya,
telah dipastikan bahwa serangga peka terhadap perubahan suhu.
-
Pada beberapa serangga
seluruh tubuhnya peka terhadap panas, sedang pada serangga lainnya hanya
lokasi tertentu di tubuh yang peka.
-
Organ penginderaan panas
serangga banyak terdapat di antena, palpus maksila dan tarsi.
-
Organ indra berdinding
tebal yang terdapat di ruas-ruas antena diperkirakan terlihat dalam
pendeteksian suhu itu pada serangga-serangga penghisap darah seperti nyamuk,
kutu busuk, dan kutu.
-
Pendeteksian panas (warmth)
penting juga dalam penemuan inang.
|
Organ Perasa Kelembaban
(Hygroreception)
|
-
Beberapa serangga juga memiliki perasa
kelembaban yang berkembang baik.
-
Collembola, seperti
serangga kecil lainnya yang hidup di dalam tanah sangat peka tehadap lengas,
baik di udara maupun di substratnya.
-
Indra yang peka terhadap
lengas telah di ketahui hanya pada beberapa serangga, dan itu di temukan pada
antena dari palpus maksila.
-
Pada kutu badan
pediculus humanus, "alat rumbai'' yang terdiri dari beberapa rambut pendek
pada antena di ketahui sebagai indra untuk kelembaban.
-
Pada nyamuk aedes
aegypti, indra tipe basikomik (Basicomic densilla) tanggap di
bagian antena dan palpus maksilla terhadap uap api.
|
|
C. Produksi Suara, Cahaya, dan Pergerakan
|
Produksi cahaya
|
-
Produksi cahaya oleh organisme disebut bioluminesens (bioluminescence).
-
Fenomena itu telah diketahui pada tumbuhan, organisme renik dan
binatang.
-
Serangga yang memproduksi cahaya dengan mekanisme khusus,
terdapat dalam kelompok Collembola, Homoptera, Coleoptera dan Diptera.
-
Bioluminesens pada serangga-serangga lain disebabkan oleh adanya
bakteri bioluminesens.
-
Pada Collembola, misalnya Acharutes muscorum, bila
terangsang bioluminesens terjadi di seluruh tubuhnya.
-
Pada Fulgora lanternaria, luminesens pada kepala hanya
terjadi apabila jantan dan betina berada bersama, sehingga jelas ada
hubungannya dengan perilaku kawin.
-
Beberapa famili yang memproduksi cahaya adalah Lampyridae (kunang-kunang),
Elateridae, Drilidae dan Phengodidae; yang terbanyak dipelajari adalah
Lampyridae.
-
Pada serangga ini organ yang memproduksi cahaya terdapat di
abdomen dan mungkin terdapat pada jantan maupun betina, atau hanya pada betina,
dan pada larva.
-
Tidak semua spesies Lampyridae luminesens. Yang luminesis
kedipan cahaya itu ada hubungannya dengan kegiatan perkawinan, yaitu menarik
pasangannya (lain seks). Pola kedipan cahaya itu pun spesifik spesies.
-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi cahaya itu
melibatkan reaksi zat luciferin dan enzim luciferase dibantu
oleh zat ATP atau adenosin-trifosfat.
|
Produksi
Suara
|
|
Produksi suara dapat diklasifikasikan menurut mekanismenya, yaitu:
1. suara adalah produksi sampingan dari kegiatan tertentu serangga,
2. suara adalah hasil dari pengenaan (impact) bagian tubuh pada
substrat,
3. suara adalah hasil dari mekanisme khusus.
|
-
Pada kategori pertama tidak ada struktur khusus yang teradaptasi
untuk produksi suara itu. Suara macam ini misalnya adalah hasil sampingan dari
terbang, dari kepakan sayap-sayap, mungkin juga oleh vibrasi sklerit-sklerit
toraks, atau sentuhan karas (striking) antar sayap. Dalam kategori ini
termasuk juga suara-suara yang terjadi sewaktu melakukan gerakan-gerakan
kopulasi, makan, membersihkan tubuh dan lain sebagainya.
-
Serangga-serangga tertentu diketahui memproduksi suara dengan
cara mengetuk-ngetukan bagian tubuhnya pada substrat.
-
Kumbang Anobium dan Xestobium (Anobiidae)
mengetuk-ngetuk dinding liang gereknya (di dalam kayu) dengan kepalanya dan
memproduksi suara yang khas.
-
Mekanisme khusus untuk produksi suara adalah mekanisme gesek
(frictional mechanism), mekanisme getarani atau vibrasi (vibrating
mechanisme) dan mekanisme yang melibatkan gerakan udara.
-
Meskipun secara struktural mekanisme itu beragam, tetapi suara
dengan mekanisme gesekan disebut stridulasi.
-
Mekanisme gesek berada di area sayap, tungkai dan sayap, dan lain
sebagainya, dapat saling bergesek.
-
Satu permukaan mempunyai kikie (file) terdiri dari
sebaris ridge yang teratur, dan permukaan lain mempunyai penggaruk (scraperi)
yang terdiri dari banyak tonjolan halus berkepala (knoblike projection).
-
Apabila kikir kedua penggaruk saling digesekkan maka menimbulkan
suara.
-
Kualitas suara tergantung dari laju gesekan,
tatanan dari kikir dan penggaruk, dan sifat resonansi dari kutikula
sekelilingnya.
-
Produksi suara orong-orong atau anjing tanah (Gryllotalpa
spp., Gryllotalpidae, Orthoptera) menarik bagi pendengarannya karena
intensitasnya.
-
Serangga ini membuat liang di dalam tanah yang
diduga berfungsi sebagai kamar resonansi suara.
-
Pada mekanisme getaran ada membran getar atau timbal (tymbal).
-
Mekanisme ini terdapat pada ordo Hemiptera dan Lepidoptera.
-
Yang telah diketahui paling banyak mengenai mekanisme itu adalah
mekanisme yang terdapat pada tonggeret (Cicada, Cicadidae, Homoptera).
Pada serangga ini ada sepasang timbal pada permukaan dorso-lateral abdomen.
-
Pada Lepidoptera, pada spesies Arctiidae tertentu dan spesies
lainnya, timbal terdapat di kedua sisi metatoraks.
-
Mekanisme timbal juga terdapat pada beberapa spesies kepik
famili Pentatomidae.
-
Ngengat Sphingidae (Lepidoptera), Acherontia atropos,
spesies asli Eropa ini memproduksi suara dengan cara menghirup dan
menghembuskan udara melalui probosisnya yang dilakukan oleh otot-otot faring.
|
Gerakan
|
-
Kemampuan mengubah posisi di dalam lingkungan sangat penting
untuk bertahan hidup, khususnya pada serangga yang tidak menetap di tempat (non-sessile).
-
Jadi fungsi gerakan adalah untuk menghindari bahaya, mencari
makan, menemukan pasangan, memencar, dan menyesuaikan diri dengan kondisi
lingkungan.
-
Serangga adalah satu-satunya invertebrata yang mampu terbang.
|
Gerakan di permukaan tanah
|
Berjalan dan berlari
|
Berjalan dan berlari dilaksanakan oleh keenam tungkai toraks. Jika
tugkai-tungkai itu tidak dimodifikasi untuk fungsi lain, mereka melayani dua
tugas yaitu mengangkat dan mendukung tubuh di atas permukaan tanah dan
memberikan kekuatan yang diperlukan untuk menggerakan serangga.
Ada serangga yang meskipun mempunyai tungkai lengkap tetapi tidak bergerak,
dan hanya bergerak kalau perlu atau ada gangguan, misalnya pada berbagai
spesies kutu tanaman yang tergolong dalam ordo Homoptera (misalnya jenis-jenis
Pseudocccidae).
Serangga lain ada juga yang tungkainya tereduksi dan tidak bergerak sama
sekali, misalnya kutu perisai (Diaspididae, Homoptera).
Serangga yang dalam hidupnya menetap pada tempatnya disebut sedentary
atau sessile.
Pengamatan dengan mata gaya berjalan serangga sangat sulit karena gerakannya
yang cepat dan hal ini dapat di atasi dengan menggunakan teknologi
sinematografi.
Deskripsi klasik gerakan maju serangga adalah sistem peyangga tripod
bergantian, yaitu tungkai pertama dan ketiga pada satu sisi dan tungkai
tengah pada sisi lain bergerak ke depan, sedang tiga tungkai lainnya tetap di
tempatnya (stasioner) dan memberikan penyangga tripod.
Pada tahap berikutnya ketiga tungkai yang stasioner bergerak ke depan dan tiga
tungkai yang dulunya bergerak menjadi stasioner. Demikian seterusnya rangkaian
tiga tungkai itu bergerak maju bergantian.
Jika L1, L2, L3 adalah tungkai toraks kiri dan R1, R2, R3 tungkai toraks kanan,
maka rumus gerakan tungkai waktu berjalan adalah sebagai berikut: L1, L3, R2
bergerak, L2, R1, R3 stasioner, diikuti L1, L3, R2 stasioner, L2, R1, R3
bergerak, dan seterusnya.
Tidak semua serangga berjalan dengan ke-enam tungkainya; belalang sembah (Mantidae,
Mantodea) misalnya, apabila berjalan lambat hanya menggunakan tungkai tengah
dan belakang.
Koordinasi gerakan tungkai ada di ganglion toraks, karena dekapitasi
yaitu pembuangan otak dan ganglion subesofaga tidak mengganggu kemampuan
serangga berjalan.
Untuk bergerak, antara tungkai serangga dan substrat harus ada sejumlah
pergeseran (friction) untuk mendapatkan tenaga pendorongan. Meskipun
kuku-kuku tarsus cukup untuk maksud itu pada permukaan yang kasar atau kotor,
ada situasi yang kuku-kuku itu tidak mampu, misalnya permukaan kaca yang
posisinya condong atau kaca jendela. Namun banyak serangga yang dengan
mudahnya misalnya lalat rumah.
Kemampuan itu karena adanya berbagai struktur likat, yaitu pulvilus dan
bantalan tarsus (tarsal pads) atau bantalan pada ujung tibia. Struktur
itu biasanya diliputi oleh rambut-rambut halus yang ujungnya melebar.
Ujung-ujung rambut itu terlumuri sekresi dan kelenjar-kelenjar yang berada di
pangkal rambut.
Kekuatan molekuler antara ujung rambut yang melebar, cairan kelenjar dan
permukaan gelas menyebabkan terjadinya adhesi.
Karena rambut-rambut halus itu yang bertanggung jawab terhadap kemampuan “melengket”,
rambut itu disebut rambut tenent (tenent hairs) (tenere (latin)
= memegang).
|
Gerakan
di permukaan dan di bawah air
|
|
Gerakan
di udara
|
No comments:
Post a Comment
Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^