Tuesday, 2 April 2013

Perkembangan Dunia Fotografi


Dunia fotografi, makin hari makin enak untuk disimak. Beberapa orang banyak yang mulai menjamah dunia fotografi. Dan, yang paling menarik lagi, tak hanya profresional saja yang menggeluti dunia fotografi. Beberapa remaja pun ambil bagian dalam dunia fotografi. Buktinya, banyak remaja yang mulai menenteng kamera dan jepret-jeprat sana sini, kemudian upload via facebook.
Menurut sejarah, fotografi sudah muncul jauh-jauh sebelum masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM). Dijelaskan jika seorang pria yang bernama Mo Ti menemukan sebuah  fenomena ketika dinding ruangan yang gelap terdapat pinhole atau semacam lubang kecil. Dari lubang kecil tersebut akan tereflesikan pemandangan luar secara terbalik. Fenomena ini dikenal dengan fenomena camera obsura yang menjadi kamera yang pertama kali dipakai untuk menggambar dan memotret.

Secara artian fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi biasanya mengunakan kamera. Dari dulu hingga hari ini, perkembangan kamera sudah mengalami perkembangan yang pesat. Mulai dari zaman kamera obsura hingga zaman digital yang berkembang hari ini.
Foto Heliografi adalah alat pertama kali yang ditemukan dalam dunai fotografi. Tahun, 1826, Joseph Nicephore yang pertama kali menemukan foto heliografi. William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype. Tidak ketinggalan juga Andre Adolphe Eugene Disderi memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam delapan citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi delapan bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan visiting card. Lantas tahun 1902, Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922. Sedangkan penggunaan Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film ditemukan pada tahun 1912. Sedangkan negatif film pertama kali ditemukan oleh John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.
Selanjutnya, dunia fotografi seakan mendapat angin. Tahun 1920, Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio. Tiga tahun setelah itu, Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography. Sedangkan tayangan berwarna Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney pada tahun 1932. Sedangkan tahun 1936, Ihagee membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama. Agfacolor membuat print film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif ditemukan tiga tahun berikutnya.
Kamera pun mengalami pekembangan teknologi. Citra digital ditemukan baru tahun 1957. Citra digital ini ditemukan oleh Russell Kirsh dengan menggunakan komputer.  Sedangkan, AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima pada tahun 1959. Bahkan hingga sekarang, jenis kamera pun sudah banyak yang ditemukan. Hingga hari ini, jenis kamera pun beragam, mulai dari merek, kualitas pengambilan gambar, hasil dengan berbagai merek dan bentuk. Tinggal pilih saja, sesuai dengan saku dan kebutuhan. Bahkan juga sekarang kita sering mengenal kamera dengan jenis digital dan analog.
Perbedaannya, kamera digital merekam dengan piksel sedangkan kamera analog merekam dengan film negatif berwarna, slide film negatif dan slide hitam putih. Perbedaan lainnya adalah kamera analog sudah hampir mampu menangkap seluruh warna yang dipantulkan oleh matahari dan kamera analog juga cukup sensitive. Sedangkan kamera digital belum mampu menangkap semua warna yang dipantulkan oleh matahari namun warna yang dihasilkan lebih kontras. Kamera digital juga kurang sensitif. (fresti aldi/ berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM