Malam ini udara
dingin sekali, tak seperti musim dingin sebelumnya desember kali ini terasa lebih menggigit tulang. Dua hari lagi hari raya Natal akan tiba. Rochelle yang
sedang berdiri di salah satu halte di pinggir kota London, dengan jaket wool tebal, tampak terus mengusap-usap telapak tangannya untuk mengusir
dingin.
Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Rochelle mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini. Musim dingin tahun ini memang dapat dikata sebagai musim dingin teburuk di London.
Malam itu Rochelle ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung barat kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, tidak banyak alat transportasi menuju tepat itu, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.
Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Rochelle pun naik. Hanya Ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Rochelle terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya."
Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Rochelle mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang sangat tidak menyenangkan ini. Musim dingin tahun ini memang dapat dikata sebagai musim dingin teburuk di London.
Malam itu Rochelle ditugaskan untuk mengantarkan sebuah paket ke sebuah gudang tua di ujung barat kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar setengah jam, tidak banyak alat transportasi menuju tepat itu, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.
Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Rochelle pun naik. Hanya Ada beberapa penumpang saja yang terlihat. Rochelle terus melangkah menuju tangga karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya."
Rochelle pun terkejut.
Dia memang pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat
seperti yang pernah diceritakan teman-teman sekantornya. Karena Merasa ngeri, dia pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih
sebuah bangku yang agak jauh, Rochelle duduk sambil menatap bebrapa orang penumpang, sembari membayangkan hal-hal
yang mengerikan yang mungkin terjadi.
Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Rochelle telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Rochelle pun bergegas turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.
Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Natal, Rochelle kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Dengan hati sedikit gundah dia pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi. Sebuah bus tingkat tua berwarna merah berjalan perlahan mendekati halte tempatnya berdiri, dan Rochelle pun naik.
Seperti hari sebelumnya penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Rochelle lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Rochelle kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya."
Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Rochelle telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte. Rochelle pun bergegas turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.
Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Natal, Rochelle kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Dengan hati sedikit gundah dia pun kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul lagi. Sebuah bus tingkat tua berwarna merah berjalan perlahan mendekati halte tempatnya berdiri, dan Rochelle pun naik.
Seperti hari sebelumnya penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja. Rochelle lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Rochelle kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.
Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya."
Dengan sedikit gemetar Rochelle teringat
dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk duduk di
sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis
bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujua, dan Rochelle pun
turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan
kembali.
Keesokan harinya, tepat pada malam Natal, Rochelle kembali diberi tugas Oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Dengan sedikit terpaksa dia pun berangkat, karena memang tidak ada orang lain yang bisa di tugaskan, hanya Rochelle karyawan yang masih lajang, sedang teman-temannya yang lain menghabiskan malam natal bersama keluarga di rumah. Rochelle menunggu bis di halte sambil terus melihat ke sekelilingnya.
Suasana kota terlihat meriah. Lampu-lampu hias yang terpasang di pohon cemara dan hiasan berwarna warni Menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Rochelle pun bergegas naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin.
Rochelle melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ.
Rochelle lalu mendekati nenek keriput itu.
Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Rochelle mendahuluinya, "Nek, apapun Yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Natal dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun!"
Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Rochelle lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Suasana begitu sepi dan hening. Rochelle memilih untuk duduk di dekat jendela, sambil memandang gemerlapnya kota. sesekali dia merasa bulu kuduknya berdiri karena hembusan angin dan ia pun menunggu dengan perasaan tegang.
Keesokan harinya, tepat pada malam Natal, Rochelle kembali diberi tugas Oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya. Dengan sedikit terpaksa dia pun berangkat, karena memang tidak ada orang lain yang bisa di tugaskan, hanya Rochelle karyawan yang masih lajang, sedang teman-temannya yang lain menghabiskan malam natal bersama keluarga di rumah. Rochelle menunggu bis di halte sambil terus melihat ke sekelilingnya.
Suasana kota terlihat meriah. Lampu-lampu hias yang terpasang di pohon cemara dan hiasan berwarna warni Menghiasi sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Rochelle pun bergegas naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin.
Rochelle melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ.
Rochelle lalu mendekati nenek keriput itu.
Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Rochelle mendahuluinya, "Nek, apapun Yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Natal dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun!"
Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Rochelle lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Suasana begitu sepi dan hening. Rochelle memilih untuk duduk di dekat jendela, sambil memandang gemerlapnya kota. sesekali dia merasa bulu kuduknya berdiri karena hembusan angin dan ia pun menunggu dengan perasaan tegang.
Setelah
bertemu, lalu Rochelle bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang
untuk naik ke atas?
Dengan wajah yang seputih salju, salah satu tangannya menggenggam jemari Rochelle sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab,
Dengan wajah yang seputih salju, salah satu tangannya menggenggam jemari Rochelle sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab,
TAMAT
Hahaha...
ReplyDeletekenapa kakcik?,lucu ya,hehe :p
DeleteHahahaha kirain cerita horor.. ternyata humor. Nenek....nenek.. :D Keren ceritanya.
ReplyDeleteini namanya cerita Huror (Humor Horor),hehe..
Deletemaksih udah mampir :))
wkwkwkkkk kocak nih :D
ReplyDeletemalasih memang saya lucu kok,hehe :p
DeleteJiyaaaaahhhh
ReplyDeleteya ampun neneeeekk kirain ada penjahat atau apa...
hahahaa
bukan cuma mau ingetin kalau naik bus tingkat di atas gak ada supirnya,hehe :p
Deletehahaaaha...
ReplyDeleteta pikir itu sih nenek sebenarnya hantu wkwkwkw,
khayalanku lebay ya ki.. :p
kadang memang lewat tulisan bisa membuat imajinasi kita melayang kemana-mana mbak nov :))
Deletemakasih udah mampir :))
ahh, aku tertipuuu !! udah yakin banget kalo ini cerita hororr, endingnyaaa malah lebih hororr, ahahaha..
ReplyDeletekereen, kereeen.. (y)
ini namanya cerita huror humor horor,hehe :p
Deletemakasiih makasiiiih :))
asseeemm.... udah serius2 gw baca, taunya.... hhhmmm... nice... hahahahaha
ReplyDeletejangaaan terlalu serius mbak,hehe :p
Deletemakasih ya udah mampir di mari :))
iyah, keseriusan jg ternyata nggak bagus.. :/ ... btw sama2
Delete