Assalamaulaikum..
Mendadak beberapa hari ini perasaanku
dipenuhi dengan rasa gundah dan kebingungan yang selalu melintas dalam benak. Sesujurnya
diriku tak tau ingin memulai cerita ini dari mana. Selayaknya cerita-cerita
film yang diangkat berdasarkan kisah nyata, aku mencoba menceritakan sendiri
kisah yang aku alami beberapa hari yang lalu.
Barangkali teman-teman sekalian
pernah atau bahkan sering mengalami peristiwa yang terkadang sulit untuk di
jelaskan dengan akal sehat. Bahkan ketika nalar pun dipaksa untu mengurainya,
ujung benang merah dari peristiwa itu kadang tak pernah ditemukan. Nyaris sama
dengan apa yang ku alami beberapa hari yang lalu.
Mungkin peristiwa ini akan terasa
begitu “ganjil” bagi kalian, tapi buatku apa yang akan ku ceritakan ini bisa
membuat kita lebih tenang, dan selalu berfikir positif. Dan yang terpenting
membuat kita makin dekat denganNya dan percaya bahwa memang tidak ada kekuatan
belebihi kekuatanNya.
Sabtu, 7 September 2013
Pukul 07.30 pagi
Pukul 07.30 pagi
Pagi itu tak ada sedikitpun
pikiran negatif yang terlintas dalam benakku, bahkan dalam akalku yang paling
tidak rasional pun tak membayangkan kejadian yang akan ku alami kali ini. Seperti
biasa pagi itu aku habiskan sarapanku dan bergegas menyiapkan foto kopi ijazah
SMA yang akan aku legalisir. Ya, sebentar lagi tes CPNS di buka, aku harus
menyiapkan semuanya, termasuk melegalisir semua ijazah, barangkali saja nanti
diperlukan sebagai persyaratan pemberkasan.
Semua sudah siap, SIM dalam
dompet sudah kukantongi, HP pun ku masukkan dalam saku kemeja biruku pagi itu. Dengan
motor aku tembus kesibukan kota Solo pagi itu menuju salah satu SMA Negeri,
yang boleh dikata tersohor di kota ini. SMA
Negeri I Surakarta, salah satu SMA terbaik di kota ini, tempat dimana 5
tahun yang lalu aku masih duduk di salah satu kelasnya dengan seragam putih
abu-abu, merasakan indahnya masa-masa indah di bangku SMA.
Waktu itu, jam di HP ku masih
menunjukkan pukul 09.00 ketika aku menginjakkan kaki di sekolah yang sudah
mengantarkanku memperoleh apa yang bisa ku rasakan saat ini. Bangunan tua nan artistik
khas arsitektur kolonial belanda masih megah berdiri, dengan balutan
pembaharuan di beberapa sisi tentunya. Serta sebuah beringin tua yang sering
digunakan untuk nongkrong dan kongkow-kongkow di masa itu, masih kokoh
berdiri di depannya. Membuat aku sedikit memutar memoriku saat aku masih duduk
di salah satu ruang kelasnya.
Perlahan aku melangkah masuk ke
Loby untuk menuju ruang TU (Tata Usaha), nyaris tak ada yang berubah. Dindingnya
yang tebal dan kokoh, dengan langit-langit yang tinggi, membuat Loby SMA yang
dahulu dikenal dengan nama SMA Margoyudan ini terasa sejuk dan nyaman. Kantor
TU berada di sebelah kiri Loby, dan kantor Kepala sekolah ada di sebelah kanan
Loby. Tanpa menunggu waktu lama aku langsung menuju TU, berharap urusan hari
ini lekas selesai.
“Asslamulaikum, Permisi
pak..” kuucapkan salam pada seorang petugas TU yang sedang sibuk dengan setumpuk berkas di
mejanya.
“Waalaikumsalam, Iya mas, ada perlu apa?” sapa beliau dengan hangat.
“Begini pak, saya mau me-legalisir ijazah saya, kira-kira apakah bisa ditunggu?”
“Kebetulan bapak (kepala sekoalah) sedang keluar, tapi tidak lama, silahkan berkasnya ditinggal saja di sini, mas-nya tunggu saja di Loby”
“Terima kasih pak”, Sambil meletakkan foto kopi-an ijazah aku melangkah menuju Loby.
“Waalaikumsalam, Iya mas, ada perlu apa?” sapa beliau dengan hangat.
“Begini pak, saya mau me-legalisir ijazah saya, kira-kira apakah bisa ditunggu?”
“Kebetulan bapak (kepala sekoalah) sedang keluar, tapi tidak lama, silahkan berkasnya ditinggal saja di sini, mas-nya tunggu saja di Loby”
“Terima kasih pak”, Sambil meletakkan foto kopi-an ijazah aku melangkah menuju Loby.
Ternyata pagi itu tidak hanya aku
saja yang berkepintingan mengurus legalisir ijazah. Ada dua gadis manis
berkerudung biru muda dan pink, yang belakangan aku tahu mereka baru saja lulus
SMA tahun ini, juga mengurus legalisir untuk kepentingan kampus. Aku memang tak
banyak bertanya (takut dikira sok akrab atau parahnya dikira Kepo). Aku memilih
menunggu sambil main game yang ada di HP.
10 menit berlalu, kini aku duduk
sendiri di Loby, karena dua gadis tadi sepertinya memilih keluar sebentar
daripada menunggu lama di loby. Suasana loby cukup sepi, karena jam istirahat
sudah berlalu dan KBM pun sudah dimulai dari tadi.
Sedikit bosan duduk menunggu, aku
pun memilih jalan-jalan disekitar loby sekalian mencari toilet, karena dari
tadi memang ingin buang air kecil. Entah kenapa saat aku memandangi setiap
sudut Loby SMA ini mengingatkanku pada peristiwa “suara lonceng” yang terdengar di malam hari waktu aku ikut acara
pemantapan panitia kemah pramuka.
Kejadian itu terjadi sekitar
tahun 2007, waktu itu aku masih duduk di kelas XI (2 SMA). Seperti biasa, di
sekolah ini ada sebuah “ritual” yang harus kami jalani jika kami ingin menjadi
panitia dalam acara “Kemah Pradana”. Sebuah prosesi yang kami kenal dengan nama
“Pemantapan”.
Dimana dalam kegiatan itu, kami
(calon panitia) di uji oleh senior-senior kami, baik fisik maupun mental. Dengan
beberapa Pos yang disebar di lingkungan sekolah, kami disuruh jalan sendiri di
tengah malam mengelilingi sekolah untuk menjalankan tugas dari satu pos ke pos
yang lain. Dan lobi ini selalu jadi tempat paling “serem” dalam acara
pemantapan.
Aku memang punya pangalaman yang
sedikit Spooky di Loby ini. Sambil menunggu
giliran jalan mengelilingi sekolah, kami semua (peserta pemantapan) dikumpulkan
di loby ini. Aku pun memilih bersendau gurau bersama beberapa sahabat dekatku
sambil menunggu giliran. Kami pun mengisi waktu dengan main Truth or dare (jujur atau berani).
Permaian dimulai, dua kali
kesempatan aku lolos dari hukuman, tapi di kesempatan ke tiga aku kurang
beruntung. Mungkin karena aku termasuk orang yang terbuka di kala itu, jadi nyaris
tak ada yang pernah aku sembunyikan dari teman-teman dekatku, membuat meraka
memilih hukuman untukku waktu itu adalah Dare.
“Oke pe, hukumane ora
oleh melu permainan sak puteran, tapi nunggune nang cedhak kamar mandi ngisor
menara” (oke pe, hukumannya tidak boleh ikut permainan satu putaran, tapi
nunggunya di dekat kamar mandi yang ada di bawah menara sekolah)
“Siap, gur ngono tok to” (Siap, cuman gitu doang kan) jawabku, meskipun sejujurnya aku mengetahui cerita-cerita miring tentang kamar mandi itu.
“Siap, gur ngono tok to” (Siap, cuman gitu doang kan) jawabku, meskipun sejujurnya aku mengetahui cerita-cerita miring tentang kamar mandi itu.
Aku pun terus menyusuri loby
menuju salah satu kamar mandi di sudut ruangan, disamping kamar mandi itu ada
sebuah tangga tua menuju atap, yang dulunya terhubung ke menara sekolah. Ya, sebagaimana
umumnya sekolah tua, selalu tak lepas dari kesan “mistik”. Konon dahulu
sekolah ini adalah bekas rumah sakit Belanda, dan di salah satu menara di
bangunan ini ada sebuah lonceng yang di gantung di puncaknya.
Tapi tentu saja lonceng itu sudah
tak ada lagi, sejak gedung rumah sakit tua ini menjadi sekolah, lonceng
tersebut telah dipindahkan entah kemana. Sedikit mitos yang pernah aku dengar,
siapa saja orang yang mendengar suara lonceng ini pasti akan bertemu dengan
hal-hal yang ganjil.
Aku pun konsisten dengan hukuman
yang diberikan, aku menunggu di depan pintu kamar mandi. Sedikit heran karena saat
itu pintunya tertutup rapat. Tapi aku justru menenangkan diri, mungkin sedang
ada yang menggunakannya. “lumayan ada
orang di dalem” gumamku dalam hati. Baru dua menit aku berdiri, sesuatu
terjadi, aku mendengar suara….Teeeeengg..!!!
Ya, aku pastikan dengan seksama
suara itu, dan benar, itu suara…Lonceng…
Seketika itu bulu-bulu di bawah
tengkukku berdiri, hawa dingin langsung menyergap. Sambil terus istighfar aku mencoba memastikan bahwa
aku salah dengar..tapi justru suara itu terdengar kembali dan semakin nyaring.
Teeeng………….Teeeng…………..Teeeng…….
terdengar 3 kali, sangat nyaring
ditelingaku, seperti lonceng di sebuaj Katedral
tua. Aku semakin takut..dan seiring berlalunya suara tersebut tiba-tiba…..kreeek….pintu kamar mandi terbuka. Tubuh
ku makin bergetar dan mulutku pun terus merepal doa.
Sesosok manusia keluar dari kamar
mandi, dan seketika lega ketika yang ku lihat adalah temanku sendiri.
“ngopo pe nang kono, meh nang kamar mandi to?” (ngapain pe di situ,
mau pakai kamar mandi ya?).
Belum sempat aku menjawab, temanku itu sudah
berlalu menuju loby. Tapi seketika aku tersadar, bukannya dia tadi ikut main Truth or Dare barang aku??, kapan dia
masuk kamar mandi??, dalam kebingunganku,, ekor mata ku sedikit melirik ke
dalam kamar mandi, dan sesosok bayangan hitam tinggi besar dengan mata merah
menyala berdiri didalam kamar mandi tersebut.
Tanpa pikir panjang aku segera
meninggalkan tempat itu, dan kembali ke teman-temanku yang masih main Truth or dare. Dengan pura-pura tenang
aku pun kembali ikut bermain tanpa menceritakan yang terjadi dan dengan gayaku
yang seolah tidak terjadi apa-apa.
Baru keesokan paginya, aku mendengar
cerita bahwa beberpa kawan yang lain, yang kebetulan memakai kamar mandi itu juga
mengaku mendengar suara lonceng dari arah menara sekolah. “Wah ternyata bukan aku saja yang mendengar” batinku dalam hati. Dan
kisah yang sedikit menyeramkan itu biarkan aku simpan sendiri saja.
Kisah beberapa tahun yang lalu itu
kembali terlintas, saat aku sampai di depan toilet yang tentu saja kini sudah
banyak berubah, dengan keramik yang indah menghiasi dindingnya. Jauh dari kesan
seram. Tapi tetap saja sempat ada rasa spooky
juga kalau mengingat kejadian itu. Tapi kan ini siang siang juga, 2013 gitu
masa masih ada hantu mainan lonceng.
Tetapi,…
Seolah aku mengalami de javu,
tiba-tiba aku mendengar suara, Bayangan menyeramkan kembali muncul dalam
pikiranku. Kali ini bukan suara lonceng besar, kali ini lebih mirip kelintingan kalung kucing, atau suara
delman dalam film-film Susana, tapi suara ini makin lama-makin keras… “oh tidak, terjadi lagi” makin lama nadanya semakin meninggi dan
semakin nyaring, kembali terlintas pengalaman masa laluku.
Suara itu terasa semakin dekat,
dengan intensitas suara yang makin meninggi. Bulu kuduk ku kembali merinding. Langkahku
yang sudah hampir masuk ke dalam kamar mandi itu aku hentikan. Aku berdiri
terpaku didepan kamar mandi. Suara terus berbunyi nyaring, dada kiri ku kini
terasa bergetar, terus bergetar hebat…..…suara itu semakin keras, bersamaan
dadaku yang terus bergetar……Lalu aku pegang dadaku yang terus bergetar itu…..Aku
coba lihat kedalam kamar mandi…
Dan….
Dengan perlahan aku pun mengangkat
HP yang bergetar-getar di saku kemejaku,
dan tertulis
Incomming Call “Ayahku”
“Ya, Halo Assalamulaikum……………”
TAMAT
wuaaahh,, sampai tahan napas bacanya ^^
ReplyDeletekalau mengingat kejadian menyeramkan kayak gini, jadi pengingat kita untuk selalu ingat kepada Yang Maha Kuasa ya, tidak ada boleh ditakuti selain Sang Pencipta :)
Seriusan ini kak? Waduh padahal saya salah satu anggota pasprama. Takut dibeginikan juga :(
ReplyDeletesaya marga giri kakak. kelas 3 (2014/2015) minta doanya biar lulus membanggakan. amin
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOpen vcs dan cs tarif murah mulai dr 5k
ReplyDeleteBBM 5ed5ht
Alah kecu
ReplyDeleteBalıkesir
ReplyDeleteBursa
Mersin
Konya
Van
FG5P
Malatya
ReplyDeleteKırıkkale
Aksaray
Bitlis
Manisa
D4G
Denizli
ReplyDeleteAnkara
Antep
Bursa
Eskişehir
YJV
2F09F
ReplyDeletemobil sohbet bedava
düzce görüntülü sohbet kızlarla
çanakkale sohbet siteleri
osmaniye sohbet uygulamaları
karabük parasız sohbet
hatay ucretsiz sohbet
mobil sohbet siteleri
mobil sohbet odaları
uşak görüntülü sohbet ücretsiz
Cool and that i have a nifty proposal: Who Repairs House Windows Near Me cost to gut and remodel house
ReplyDelete