Asslamulaikum..:)
baca lagi ceritaku yuk kawan epicentrum semua...:)
lagi lagi naik gunung lagi,,moga gak bosen (aku aja gak bosen,hehe..)
tapi pendakianku kali ini kali ini benar-benar mengobati kerinduanku akan keindahan dan syahdunya Anaphalis javanica (apaan tuh?) thats a binomial nomenclature of Eidelweis
iya kali ini aku yang dadakan ngajakin Ichal n Topan buat muncak ke Gunung Gede (lagi), karena saat ini aku sedang kangen berat sama yang namanya bunga eidelweis..
dan kahirnya semuanya kesampaian,,setelah satu tahun lebih aku gak mengecup wanginya sang bunga abadi,akhirnya alun-alun surya kencana kembali mengobati kerinduan hatiku pada the eternity flower. yaa...terakhir aku melihat keindahannya di Slamet setelah itu aku tak sempat melihatnya di Merbabu dan jelas aku tak menemukannya di Merapi..so sad... >.<
kali ini kebetulan sekali jalur cibodas di tutup sehingga kami di haruskan lewat jarur Gunung Putri (thats is my luck) karena pasti aku kan sampai di alun-alun surya kencana, singgasana teringgi bunga abadi..
Nah kali ini aku nanjak ber-6 sama temen-temen teknologi pangan dan gabungan dari anak D3 yang dapet kenal di pos pendakian..
untuk yang penasaran kek mana jalurnya monggo disimak..
Pendakian awal berupa jalan setapak yang melintasi kebun penduduk, yang selanjutnya akan menyeberangi sungai kecil. Setelah melewati sungai jalur mulai menanjak dan kita akan menemukan pipa air minum yang disalurkan untuk keperluan penduduk sekitar.
Satu jam perjalanan dari pipa air pendaki akan sampai di Pos Tanah Merah yang berupa bangunan bekas kantor Taman Nasional yang sudah tidak terpakai di ketinggian 1.850 mdpl. Beberapa dinding kayu sudah hilang dan lantai kayunyapun sudah pada berlobang, namun atapnya masih bagus sehingga dapat digunakan untuk berteduh.
Jalur semakin menanjak dan melintasi akar-akar pepohonan, suasana hutan semakin lebat dan mencekam, setelah berjalan sekitar 1,5 jam akan sampai di Pos Legok Lenca diketinggian 2.150 mdpl.
Jalur berikutnya semakin curam dan licin terutama di musim penghujan, di beberapa tempat medan sempit sehingga pendaki harus ke pinggir bila berjumpa dengan pendaki dari arah berlawanan. Pos berikutnya adalah Pos Buntut Lutung yang berada di ketinggian 2.300 mdpl.
Satu jam perjalanan dari pipa air pendaki akan sampai di Pos Tanah Merah yang berupa bangunan bekas kantor Taman Nasional yang sudah tidak terpakai di ketinggian 1.850 mdpl. Beberapa dinding kayu sudah hilang dan lantai kayunyapun sudah pada berlobang, namun atapnya masih bagus sehingga dapat digunakan untuk berteduh.
Jalur semakin menanjak dan melintasi akar-akar pepohonan, suasana hutan semakin lebat dan mencekam, setelah berjalan sekitar 1,5 jam akan sampai di Pos Legok Lenca diketinggian 2.150 mdpl.
Jalur berikutnya semakin curam dan licin terutama di musim penghujan, di beberapa tempat medan sempit sehingga pendaki harus ke pinggir bila berjumpa dengan pendaki dari arah berlawanan. Pos berikutnya adalah Pos Buntut Lutung yang berada di ketinggian 2.300 mdpl.
Tempat ini agak lega sehingga bisa beristirahat rame-rame setelah melintasi jalur sempit. Jarang sekali ada pendaki yang membuka tenda di pos-pos di sepanjang jalur gunung putri. Selain tempatnya sempit dan tidak ada sumber air, pendaki lebih suka bersusah payah sekuat tenaga untuk sampai di Alun-Alun Surya kencana dan berkemah di sana.
Sebelum sampai di lapangan terbuka "Alun-alun Surya Kencana" kita masih harus melewati dua pos lagi yakni Pos Lawang Seketeng (2.500 mdpl) dengan medan yang semakin terjal dan semakin menguras tenaga, serta Pos Simpang Maleber (2.625 mdpl).
Sebelum sampai di lapangan terbuka "Alun-alun Surya Kencana" kita masih harus melewati dua pos lagi yakni Pos Lawang Seketeng (2.500 mdpl) dengan medan yang semakin terjal dan semakin menguras tenaga, serta Pos Simpang Maleber (2.625 mdpl).
Pos yang ada berupa bangunan untuk duduk yang dilengkapi dengan atap yang disangga satu tiang seperti payung. Seperti pos-pos yang lainnya tiang penyangga atap sudah roboh semua. Dari Pos Simpang Maleber lintasan sudah landai alun-alun Surya Kencana sudah nampak di depan mata. Untuk menuju Pusat Keramaian Alun-Alun ( Kilometer Nol ) kita harus berjalan ke arah kanan mengikuti aliran sungai kecil yang berada tepat di tengah-tengah lapangan.
Selanjutnya dari Km-0 kita ke kanan mendaki bukit terjal berbatu yang banyak ditumbuhi edelweis untuk menuju puncak Gn. Gede. sekarang sedang dalam perbaruan rute menuju puncak dari alun-alun surya kencana,,yang sebelumnya jalurnya lewat ajur air dengan akar dan berbatu sekarang mulai dibuat jalur baru yang cukup lebar
tapi waktu kemarin kesana (24-25 Nov 2012) masih setengah jadi,,belum
sampai ke puncak,,jadi setengahnya lagi masih lewat jalur lama yang
super duper Awsome..tapi dengan sedikit perjuangan yang awalnya
aku males banget buat summit attack akhirnya dipakasa juga buat muncak
untuk kedua kalinya..:)
nah apa lagi yang bisa kita lakukan saat naik gunung selain mengabadaikan momen2 indah dengan mata kamera,,jadi sebelum aku meninggalkan keindahan alun-alun suryakencana disempetin buat foto-foto dulu,,makanya selebihnya biar foto yg bercerita..:)
Romantis bgt bawa begian di bwah eidelweis >.< |
Sekali lagi puncak Gede yang kokoh berdiri di atas awan mengajarkanku tentang arti cinta dan pengorbanan, cinta akan indahnyan alam bumi pertiwi dan pengorbanan untuk selalu menjaganya agat tetap lestari bagi anak cucu kita kelak..
Salam lestariku untuk alam Indonesia..^_^
Ku kibarkan sang saka merah putuh di atas awan bumi pertiwi |
Menembus Kabut Alun-Alun Suryakencana |
sebelum meninggalkan "surga" bumi pasundan yang indah foto keluarga dulu |
Kesampean juga nge-galau di bawah eidelweis sampai-sampai jadi satu puisi |
so sweet bener dah itu yg di bawah edelweis nya. [^^.]
ReplyDeletebuktikan cintamu dit...
Deleteperjuangkan hingga titik terakhir,hehe..p
Alam alam alam :D selalu menjajikan keindahan :D
ReplyDeletedan alam selalu memberikan ketenangan..
Deletekarna itu aku mencintainya..:)
jadi inget masa mudaku dulu...hee
ReplyDeletewaah pencinta alam juga nih,hehe..:p
DeleteSuka denger cerita tentang alam, saya ga sanggup kayaknya kalau harus mendaki berjam2 lagi,, lihat gambar2nya udah cukup :)
ReplyDeletemenikmati alam tak selamnya mendaki puncak gunung,,tyerlalu banyak keindahan ciptaanNya yg belum kta nikmati dan syukuri..:)
Deletesubhanallah..ciptaaNya,tak pernah pudar dimakan waktu.
ReplyDeleteseumur-umur belum pernah liet bunga edelweis langsung di depan mata..maybe..someday..
>.<
satu saaat nanti pasti bisa melihatnya,,keindahan bunga abadi di hamparan surga dunia..:)
Deletehaduh,,,ajak2 jalan2nya,,,hehe
ReplyDeletebagus yia,,,
ReplyDelete