Monday, 31 December 2012

URBAN LEGEND #17: THE LAKE

THE LAKE
DANAU
  

CERITA 1 (Meksiko)
Ada takhyul di Meksiko yang mengatakan: jangan pernah membicarakan rencana dengan keluarga atau temanmu di luar rumah pada saat hari gelap. Sesuatu yang menunggu di dalam gelap mungkin bisa mendengarnya ... 

Alkisah hiduplah seorang pemuda nelayan bernama Jose yang memiliki kekasih bernama Raven. Suatu malam, Jose mengantar Raven pula dengan berjalan kaki, melewati hutan. 

“Hei, bagaimana jika kita pergi ke dernmaga besok untuk mencari ikan. Tapi harus pagi-pagi sekali.” Usuk Jose.
“Aku setuju. Pasti asyik. Aku akan ke rumahmu jam 5 subuh, oke?”
“Baiklah.” Mereka keua pun berpisah. Malam itu Jose tertidur dan sudah tak sabar lagi menantikan esok pagi. 

Keesokan harinya, Jose terbangun oleh suara di luar jendelanya. 

“Jose, ayo bangun! Ini aku!” 

Jose mengenali suara kekasihnya dan membuka jendela. Ia melihat Raven sedang berdiri di tengah kegelapan. Jose kemudian mengecek jam wekernya. 

“Ini baru jam setengah lima, kamu kepagian!” kata Jose sambil mengusap-usap matanya dan menguap.
“Ayo kita berangkat sekarang! Keburu terang.” 

“Oke, oke sebentar ya...” Jose pun bangun dan mengganti bajunya, lalu mengendap-endap keluar agar tidak membangunkan kedua orang tuanya. 

Namun begitu ia tiba di luar rumah, ia melihat Raven sedang berlari ke arah dermaga.
“Raven, tunggu!” Jose mulai berlari mengejarnya. 

Namun sekeras apapun Jose memanggil, gadis itu tak sekalipun berhenti, bahkan menoleh. 

Jose merasa ada sesuatu yang aneh. Raven tak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. 

Hingga ketika mereka sampai di dermaga, barulah Raven berhenti berlari. Jose berhenti berlari pula dan dengan terengah-engah ia bertanya, “Ada apa denganmu?” 

Namun raven sama sekali tak menjawab, bahkan masih membelakangi Jose, tanpa sedikitpun menunjukkan wajahnya. 

Tiba-tiba saja, tanpa peringatan, Raven menceburkan dirinya ke dalam laut.
“Jose...tolong aku...tolong!” jerit Raven sambil meronta-ronta dalam air. 

“Raven...Raven...dimana kamu?” Jose tak bisa melihat dengan jelas karena gelap. Namun ia bisa mendengar dengan jelas suara kecipuk air. 

“Jose...ayo tolong aku...cepat...”
Jose hendak menceburkan dirinya ke laut ketika ia tersadar. 

Raven adalah anak nelayan. Ia bisa berenang dengan baik.
Jose terdiam sebentar, ragu. 

“Jose, tolong aku... kumohon...”
Namun firasat Jose mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Dengan ketakutan, ia berbalik dan berlari dengan sangat kencang ke rumahnya. Sesampainya di kamarnya, ia langsung meringkuk di bawah selimutnya dengan tubuh merinding. Beberapa saat kemudian, karena kelelahan, iapun tertidur pulas. 

Pagi itu ia terbangun oleh suara seorang gadis di luar rumahnya. 

“Jose, apa kau sudah bangun?” 

Jose memeriksa jamnya, sudah jam 5.30. 

Raven berkata lagi dengan suara riang, “Maaf ya aku telat.”

***

CERITA 2 (Jepang)
Suatu hari, aku berwisata ke Danau Honsu bersama temanku. Ia adalah penduduk asli daerah sana dan ia sangat mengetahui seluk beluk danau itu. Malam itu kami berjalan-jalan di tepi danau, tapi ia mengingatkanku bahwa apapun yang terjadi, aku harus mengikuti semua perkataannya. 

Tiba-tiba malam itu, di tengah danau, aku melihat seorang wanita berteriak minta tolong. 

“Tolong aku...tolong aku...” jeritan wanita itu memecah malam. Air di sekelilingnya tampak beriak karena ia terus meronta di dalam air. Tangannya mencoba menggapai udara di atasnya. 

Aku hendak menceburkan diriku ke dalam air untuk menyelamatkan ketika temanku itu mecegahku.
“Jangan!” 

“Apa yang kamu lakukan? Kita harus menolongnya!” 

“Jangan! Perhatikan saja!” perintahnya. Ia menatapku dengan wajah serius, sehingga akhirnya akupun menurutinya. 

Wanita itu terus berteriak minta tolong hingga akhirnya setelah ia menyadari kami takkan menolongnya, ia hanya terdiam di sana. Di tengah danau. Ia berhenti meronta dan berteriak, ia seakan berdiri di dalam air, menatap kami. Namun air danau di tengah sana pastilah terlalu dalam untuk dipijak! 

Yang kuingat, ia terus menatap kami degan pandangan marah. Akupun meninggalkan tempat itu bersama temanku dengan ketakutan. Yang pasti pengalaman itu takkan pernah kulupakan dan aku sama sekali tak ingin tahu, siapa atau apa sebenarnya wanita yang muncul di depanku malam itu.

No comments:

Post a Comment

Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat EPICENTRUM