LITTLE BROTHER
ADIK KECIL
Aku
memiliki adik kecil bernama Arthur, namun aku sangat membencinya! Dia
sangat manja dan orang tuaku lebih menyayanginya daripada aku.
Siang
itu aku mendorongnya ke dalam kolam. Ia membuat suara “Blurp blurp”
yang lucu. Namun ayah dan ibuku yang melihatnya langsung panik. Mereka
langsung mengangkatnya dari air dan segera memanggil dokter. Ibu sangat
lega ketika dokter mengatakan adikku tidak apa2.
Ayahku kemudian
bertanya pada Arthur mengapa ia bisa terjatuh ke kolam. Aku sempat
khawatir, takut jika Arthur mengadukanku. Ternyata benar. Arthur
mengatakan akulah yang mendorongnya. Aku sangat takut, namun ayahku
ternyata membelaku. Ia terlihat sangat marah dan mengatakan padanya
untuk berhenti mengatakan hal seperti itu. Akupun lega, namun itu
membuatku makin membenci Arthur. Dasar tulang adu!
Malam
itu ia meminta kue dengan selai sebelum tidur kepada ibu. Biasanya ibu
takkan memberikannya, namun kali ini Arthur mendapatkan apa yang ia
inginkan. Mungkin karena ibu kasihan dengannya atas apa yang terjadi
siang ini. Aku lalu meminta kue yang sama kepada ibu, namun ia hanya
berpura2 tidak mendengarku. Apa ibu curiga kalau benar aku yang
mendorong Arthur ke kolam.
Dulu kedua orang
tuaku tak pernah membedakan kami. Jika Arthur mendapat mainan baru, aku
juga. Jika Arthur mendapat makanan, aku juga. Namun segalanya berubah
sejak sebulan ini. Tiba2 saja mereka mencurahkan segala kasih sayangnya
kepada Arthur. Dia menjadi besar kepala gara2 itu. Ia minta ini itu dan
orang tuaku selalu memenuhinya. Sedangkan kepadaku sebaliknya. Mereka
benar2 acuh tak acuh kepadaku.
Aku kerap
bertanya2, mengapa ini terjadi? Apa karena aku sudah besar sehingga
mereka tak menganggapku lucu lagi? Aku pernah menanyakan hal itu pada
Arthur, namun ia malah mengatakan hal2 yang kejam. Aku main membencinya!
Apalagi ia selalu menolak bermain denganku.
Namun
perlakuan mereka pagi ini benar2 sudah keterlaluan. Mereka hendak
berlibur ke pantai dan mereka hanya mengajak Arthur. Mereka tak
mengajakku.
Aku benar2 membenci mereka sekarang! Dan aku lebih membenci Arthur.
Karena
itu, aku menunggu malam tiba. Ketika orang tuaku sibuk menonton
televisi di bawah, diam2 aku merangkak ke kamar Arthur yang sedang
tertidur. Aku akan mengendap-endap di samping tempat tidurnya dan
menekankan bantal ke wajahnya.
Ya, hingga ia tak bernapas lagi.
Sekarang mereka takkan bisa mengajak Arthur ke pantai.
Setelah semuanya usai, aku akan kembali merangkak ke bawah, ke kotak sempit mengerikan yang mereka buat untukku.
No comments:
Post a Comment
Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^