SARAH
Aku
selalu ingin punya adik kecil. Aku anak tunggal, jadi aku selalu
sendirian di rumah. Karena itu, saat kedua orang tuaku pulang dan
membawa Sarah, aku sangat gembira. Dia sangat lucu! Aku tak sabar ingin
segera bermain bersamanya.
Pada hari2 pertama,
ia selalu tidur di kamar orang tuaku. Ia selalu menangis. Kadang kami
tak bisa tidur semalaman karena tangisannya. Ayahku lalu membuatkan
kamar untuknya di basement. Ia membuatkan tempat tidur dengan
kerangkeng, agar ia tidak jatuh atau merangkak keluar dari tempat tidur.
Kadang2 aku turun ke basement untuk melihat keadaannya. Ia berbaring di
sana dengan matanya yang lebar, menatap langit2.
Orang
tuaku mengingatkan untuk tidak memberikan benda yang tajam kepadanya,
mereka takut Sarah akan melukai dirinya sendiri. Aku memberikannya
beberapa mainanku melalui sela2 jeruji. Namun ia selalu marah dan
membantingnya keluar sambil mulai menangis. Kurasa Sarah tak begitu
mempedulikan mainan.
Ketika mulai sekolah, aku
merasa berat harus meninggalkan Sarah di rumah. Namun ibu berkata bahwa
Sarah belum siap untuk sekolah. Sepulang sekolah, aku selalu
menceritakan kepadanya hal2 yang aku pelajari di sekolah. Aku menggambar
bersamanya dan bermain dengannya.
Aku takkan
pernah melupakan hari dimana aku pulang dari sekolah dan Sarah tak ada
dimanapun. Ranjangnya kosong dan semua pakaiannya lenyap. Ibu hanya
duduk di dapur sambiil menghisap rokok. Ia terlihat sangat sedih. Waktu
aku menanyakan dimana Sarah, ibu mulai menangis.
“Dia tak ada lagi.” Tangisnya.
Aku tak mengerti, “Kita harus menemukannya!” jeritku.
Ibu hanya menggeleng, “Sarah sudah meninggal. Ia ada di surga sekarang.”
Ayah
membongkar ranjang yang ia buatkan untuk Sarah. Ia juga membuang semua
gambarku yang kubuat bersama Sarah. Orang tuaku tak pernah lagi
menyebutkan namanya lagi dan mereka juga menyuruhku melupakannya.
Seakan-akan Sarah tak pernah ada.
Aku bingung dengan kelakuan mereka, namun kupikir ini karena mereka sangat sedih dengan kepergian Sarah, sama sepertiku.
Hingga suatu hari, ibu membawaku berbelanja. Saat mengantri di kasir, aku melihat sebuah poster di dinding.
Di sana terdapat wajah Sarah. Aku takkan pernah melupakan wajah lucunya.
Di bawah fotonya, terdapat tulisan. Akupun membacanya.
“Hilang.
Sarah Wenfield. Umur 16 tahun. Diculik dari rumahnya pada 2011. Jika
anda mengetahui keberadaannya, harap laporkan segera pada polisi.”
No comments:
Post a Comment
Alangkah lebih bijaksana untuk menyambung silaturahim dipersilahkan meninggalkan jejak berupa komentar,,,terimakasih..^_^